Peneliti Unimal dan BRIN Bahas Dampak CBAM di Aceh Utara

SHARE:  

Humas Unimal
Peneliti Unimal dan BRIN Bahas Dampak CBAM di Aceh Utara. Foto: Ist.

UNIMALNEWS | Bukit Indah - Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) dan tim AKSI-ADB Universitas Malikussaleh serta peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) lakukan diskusi bersama membahas dampak carbon border adjustment mechanism (CBAM) dan energi terbarukan (biodiesel) terhadap perkembangan perdagangan dan kinerja perekonomian di Aceh Utara.

Diskusi tersebut berlangsung di kantor Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN), Jalan Irian, Kampus Bukit Indah, Kota Lhokseumawe, Senin (8/7/2024).

Turut hadir peneliti BRIN yakni Prof Dr Ir Erwidodo, Fadhlan Zuhdi MSi, dan Khoiru Rizky Rambe MSi. 

Sementara peneliti dari Unimal berasal dari Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, serta Fakultas Ekonomi.

Kegiatan ini dibuka oleh Sekretaris LPPM Unimal, Dr Eng Muhammad Fikry. Dalam sambutannya, Fikry menyampaikan bahwa diskusi ini diinisiasi karena adanya isu Uni Eropa yang secara resmi telah mengadopsi aturan turunan mekanisme penyesuaian batas karbon atau CBAM pada tanggal 17 Agustus 2023 silam. 

"Masa transisi penerapan peraturan ini akan berlangsung dari 1 Oktober 2023 hingga 31 Desember 2025. Hal ini menjadi tantangan perdagangan internasional bagi Indonesia," katanya.

Tantangan ini, kata Fikry, juga akan dialami oleh Kabupaten Aceh Utara yang merupakan salah satu wilayah sentra industri di Provinsi Aceh. 

"Berbagai stakeholder harus bahu membahu untuk menghadapi tantangan perdagangan ini," ungkapnya.

Dalam diskusi, Emmia Tambarta Kembaren MSi selaku Kepala Pusat Riset Pertanian dan Biodisel menyatakan bahwa Universitas Malikussaleh memiliki banyak akademisi dan peneliti yang memiliki fokus penelitian di bidang biodiesel. 

"Fokus penelitian bidang biodiesel sebagai alternatif energi terbarukan yang dapat dijadikan solusi untuk menciptakan industri ramah lingkungan khususnya di Aceh Utara," jelasnya.
 
Pada kegiatan ini setiap peneliti dari Unimal yang mengikuti diskusi memiliki fokus penelitian terkait ekonomi industri, lingkungan dan biodiesel.

Mereka kemudian saling bertukar pendapat dengan peneliti dari BRIN terkait tantangan CBAM yang akan dialami oleh berbagai industri di wilayah Aceh Utara. 

Prof Erwidodo sebagai peneliti senior dari Research Center for Economic of Industry BRIN memberi pendapat  bahwa Universitas Malikussaleh sebagai salah satu stakeholder yang memiliki ratusan peneliti dan akademisi di Aceh Utara juga tidak lepas dari tantangan ini. 

"Para peneliti atau akademisi perlu melakukan berbagai penelitian dan pengabdian kepada masyarakat tentang pentingnya penggunaan sumber bahan baku energi terbarukan yang ramah lingkungan sebagai salah satu solusi bagi industri yang ada di Aceh Utara untuk menghadapi tantangan CBAM pada masa yang akan datang," pungkasnya.

Diskusi kemudian diakhiri dengan pertimbangan perlunya penelitian kolaborasi antar peneliti dari Universitas Malikussaleh dan peneliti dari BRIN yang akan dibahas lebih lanjut dalam waktu dekat. [fzl]


Berita Lainnya

Kirim Komentar