UNIMALNEWS| Sinabang - Stunting masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan data hasil Survei Kesehatan Indinesia (SKI) tahun 2023, masalah stunting Indonesia memang mengalami penurunan sedikit, 21,5% dibandingkan pada 2022 menjadi 21,6%.
Penurunan prevalensi stunting ini berturut-turut terjadi selama 10 tahun terakhir (2013-2023). Hasil survei kesehatan Indonesia atau SKI Aceh pada tahun 2023 juga mengalami penurunan yaitu 29,9% dibandingkan pada 2022 sebesar 31,2 persen.
Hal itu seperti disampaikan Deassy Siska MSc, penanggung jawab (PIC) Program Stunting Aceh Utara dan Lhokseumawe, yang juga dosen Unimal ketika melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Pulau Simeulue, pada 9-10 Agustus 2024.
"Meskipun terjadi penurunan, Aceh masih menempati peringkat ketujuh tertinggi dalam hal prevalensi stunting di tingkat nasional. Peringkat ini menunjukkan adanya perbaikan dari peringkat sebelumnya yang berada di posisi keempat tertinggi pada tahun 2022," ungkapnya.
Dalam durasi tahun 2021-2023, Kabupaten Simeulue memiliki nilai prevalensi stunting yang fluktuatif. Tahun 2021 angka prevalensi stunting berdasarkan survey SSGI 2021 berada pada angka 25,9%, kemudian di tahun 2022 angka ini mengalami kenaikan yang signifikan 37,2% (SSGI 2022) dan pada tahun 2023 Kabupaten Simeulu berdasarkan SKI 2023 berada pada posisi 30,2%, jelas ada penurunan angka prevalensi stunting disini sebesar 6,5% di tahun 2023 meskipun angkanya masih berada di atas persentase Nasional dan Aceh.
Kegiatan sivitas akademika Unimal dengan berbagai disiplin ilmu yang diketuai Prof A Hadi Arifin, melibatkan PIC Stunting untuk wilayah Aceh Utara dan Kota Lhoseumawe, Deassy Siska, dua orang dosen Fakultas Kedokteran Dr dr.rer.nat Maulana Ikhsan dan Riza Musni, MKes, dosen Ilmu Politik Dr M Akmal, dan dosen Ekonomi Masyarakat Dr Faisal Matriadi, dan dosen Ilmu Hukum Fatahillah MH.
Program pengabdian masyarakat dilakukan melalui sosialisasi penurunan dan pencegahan stunting.
Acara itu dilaksanakan di aula terbuka Kodim 0115 Simeulue, dengan tema "Penguatan Perubahan Perilaku dan Peran Sanitasi dalam Optimalisasi Tumbuh Kembang Balita dan Pencegahan Stunting di Kabupaten Simeulue".
Kegiatan ini di hadiri oleh tim dinas DP3AKB, DPMD, Dinkes, Tim Pendamping Keluarga, Ibu PKK, OPDKB, Tim Puskesmas setempat, Kader KB, Bidan Desa, Satgas Stunting, dharma Wanita/persit Kodim 0115 Simeulu dan masyarakat sekitar.
Acara dibuka oleh Kepala DP3AKB Kabupaten Simeulu, Supriman. Dalam sambutannya, ia menyambut baik program ini dan berharap dapat berkelanjutan.
"Prevalensi stunting Kabupaten Simeulue sendiri masih berada diatas rata-rata provinsi," sebutnya.
Prof A Hadi Arifin sebagai ketua tim pengabdian menyampaikan bahwa pemeritah sangat serius untuk menurunkan tingkat prevalensi stunting melalui program kerja di berbagai aspek, baik padfa aspek kesehatan atau non kesehatan.
"Anggaran yang dialokasikan juga besar untuk menanggulangi isu ini. Namun, beragam program itu tidak akan optimal dan berdampak jika tidak disertai pola pikir sehat," pungkasnya.
Acara pengabdian ini dipandu oleh moderator M Akmal, dengan dua narasumber Deassy Siska dan Maulana Iksan. [tkf]