Dosen Unimal Lakukan Konservasi Terumbu Karang di Simeulue

SHARE:  

Humas Unimal
Dosen Unimal Lakukan Konservasi Terumbu Karang di Simeulue. Foto: Ist

UNIMALNEWS | Simeulue - Sejumlah dosen Universitas Malikussaleh mengadakan pengabdian kepada masyarakat tentang Konservasi Terumbu Karang untuk Budi Daya Ekosistem Laut yang Berkelanjutan di Kodim 0115 Kabupaten Simeulue, Jumat (9/8/2024)

Kegiatan ini melibatkan 7 orang dosen dari 4 fakultas di Unimal yaitu Fauzan MT selaku ketua serta para anggota yaitu Riyandhi Praza MP, Imanullah MSi, Yusrizal MH, Prof Dr Dahlan Abdullah, Dr Muhammad Fazil MSoc.Sc, serta Zulfan MHum.

Ketua tim pengabdian, Fauzan, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pengamatan yang dilakukan oleh tim selam Unimal mengenai kerusakan terumbu karang di kawasan perairan Kabupaten Simeulue.

“Tim pengabdian memberikan edukasi kepada masyarakat betapa pentingnya kita menjaga kelestarian dari ekosistem terumbu karang karena 25 % biota laut tinggal di kawasan ekosistem terumbu karang,” katanya.

Disamping itu, Fauzan menyebutkan, hampir separuh kehidupan populasi dunia hidupnya langsung pada laut dan pesisir, dari komoditas perikanan/hasil laut lainnya. “Jika saat ini kita tidak menjaga kelestarian dari ekosistem terumbu karang, maka dipastikan pada masa yang akan datang keberlangsungan hidup populasi manusia juga akan terancam,” tutur Fauzan.

Kepala Staf Kodim (Kasdim)  0115 Simeulue, Mayor Inf Harry Soesanto menyambut baik atas kehadiran Universitas Malikussaleh dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga keberlangsungan terumbu karang.

“Terumbu karang di Kabupaten Simeulue rusak diakibatkan oleh penggunaan bom dalam menangkap ikan. Harapannya dengan kegiatan ini masyarakat dapat semakin sadar dan sama-sama berupaya melawan berbagai macam aktivitas penangkapan ikan yang merusak lingkungan,” ungkap Harry.

Masyarakat sangat antusias dan berterima kasih atas terselenggaranya kegiatan pengabdian ini. Pada sesi diskusi, salah seorang masyarakat mengatakan bahwa kebanyakan kasus penangkapan ikan dengan menggunakan bom bukan dilakukan oleh penduduk setempat, namun oleh penduduk dari wilayah lain.[tmi]


Berita Lainnya

Kirim Komentar