UNIMALNEWS | Lhokseumawe - Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh mengadakan seminar dan lokakarya Kurikulum Sosiologi dengan tema "Mengartikulasikan Kearifan Lokal untuk Melahirkan Lulusan Unggul dan Mampu Bersaing Ditingkat Global" yang berlangsung secara Hybrid di Aula Gedung Baru fakultas setempat, Rabu (4/9/2024).
Narasumber dalam kegiatan tersebut adalah Dr Harmona Daulay MSi yang merupakan Ketua Asosiasi Program Studi Sosiologi Indonesia (APSSI). Turut hadir para undangan dari berbagai instansi pemerintahan, stakeholder pengguna lulusan, alumni, Para Perwakilan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DuDi), LSM, para pimpinan fakultas, dosen, dan mahasiswa.
Ketua Program Studi Sosiologi, Cut Rizka Al Usrah MA mengatakan, perubahan kurikulum ini merupakan bagian dari menjawab tantangan di masa yang akan datang. “Kita harapkan kegiatan ini dapat memberikan feedback dan menjawab tantangan perkembangan zaman saat ini,” katanya.
Koordinator Jurusan Sosiologi dan Antropologi, Dr Abdullah Akhyar Nasution dalam sambutannya menekankan pentingnya revisi dan penguatan kurikulum sebagai respon terhadap dinamika ilmu pengetahuan dan kebutuhan masyarakat. "Kurikulum harus adaptif dan relevan dengan perkembangan zaman, khususnya dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks," ujar Akhyar.
Teuku Zulkarnaen PhD menyampaikan, seminar ini menghadirkan narasumber yang ahli di bidang sosiologi, yang berbagi pandangan dan pengalaman terkait penerapan kurikulum yang berbasis pada pendekatan transdisipliner. Selain itu, lokakarya ini diharapkan menjadi ajang diskusi interaktif antara stakeholder, dosen, dan mahasiswa untuk mengevaluasi serta memberikan masukan terhadap kurikulum yang ada.
“Kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam menyusun kurikulum yang lebih responsif terhadap perkembangan sosial, ekonomi, dan teknologi, serta mempersiapkan lulusan yang siap bersaing di era global,” sebutnya.
Zulkarnaen menambahkan, Aceh adalah salah satu daerah yang memiliki kearifan lokal yang berbeda dengan daerah lain, oleh karena itu, kurikulum Sosiologi perlu penyesuaian kedepan.
“Kita memiliki apa yang tidak ada di daerah lain, seperti partai lokal yang hanya ada di Aceh, maka di kegiatan ini kita akan membicarakan hal tersebut untuk kita implementasikan dalam kurikulum nanti. Kita berharap kurikulum Sosiologi di Aceh harus lebih ideal dan tidak tergantung pada satu tempat kerja,” tutupnya.[tmi]