Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau disingkat dengan KDRT merupakan perbuatan tercela dan melawan hukum sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Namun, KDRT yang satu ini tidaklah melawan hukum apa pun, bahkan berkhasiat bagi kesehatan.
KDRT yang ini adalah produk kreatif mahasiswa Universitas Malikussaleh yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Ujong Kuta Batee Kecamatan Meurah Mulia, Aceh Utara. Mahasiswa KKN Kelompok 62 tersebut mengolah daun putri malu (mimosa pudica) menjadi keripik yang renyah. Dengan kreatif mereka memberi label Kembang Desa Renyah yang Terlupakan. Disingkat dengan KDRT.
Tidak salah jika mereka menamakannya KDRT, sebab daun putri malu yang merupakan tumbuhan sejenis gulma yang sering dianggap tidak bermanfaat selain menjadi makanan ternak.
Padahal, banyak referensi menyebutkan putri malu memiliki banyak khasiat bagi kesehatan. Situs www.himedik.com menyebutkan ada puluhan manfaat dari daun putri malu. Mulai dari menyembuhkan luka pada penderita diabetes, menyebuhkan batuk, hepatitis, kesehatan hati, mengatasi insomsia, menghentikan pendarahan dan infeksi, mengatasi demam, sampai dinilai bermanfaat bagi keperkasaan pria.
Masih banyak manfaat lain yang belum diketahui secara meluas bagi masyarakat awam. Jadi, wajar saja kalau mahasiswa Kelompok 62 menyebutkannya sebagai Kembang Desa yang Terlupakan. Disebut Kembang Desa, sebab daun putri malu memang banyak didapat di desa dan masyarakat yang melihatnya tidak menyadari manfaat besar yang dikandung lembar-lembar mungil mimosa pudica.
Menurut Dokter Gopi Krishna Maddikera dari MavCure, putri malu memiliki sifat antibakteri, antivenom, antidepresan, afrodisiak, antikonvulsan, anti-kesuburan, dan anti-asma. Tanaman ini juga memiliki sifat emetik, obat penenang, dan tonik.
Selain itu, mimosa pudica sangat kaya akan alkaloid, flavonoid, asam amino non-protein (mimosin), tanin, sterol, terpenoid, dan asam lemak.
Menurut Khairilianti dari Kelompok 62 mahasiswa Universitas Malikussaleh, mereka menggunakan daun putri malu sebagai bahan utama dari olahan makanan ini. Cara pembuatan makanan ini cukup praktis dan dapat dibuat oleh siapa saja.
Langkah-langkahnya adalah cukup sediakan daun putri malu sebagai bahan utama, tepung gandum dicampur dengan tepung kanji, rempah-rempah seperti bawang putih, kemiri, kencur, ketumbar, penyedap makanan, 1 butir telur, garam, dan sedikit kapur sirih untuk membuat menjadi renyah.
Kemudian bahan rempah-rempah tersebut dihaluskan kemudian dicampurkan dengan tepung dan digoreng. “KDRT siap untuk disantap sebagai camilan atau mau dijadikan menu pelengkap dari nasi, bakso, dan sebagainya,” ungkap Khairilianti, Jumat (20/9/2019).
Khairilianti dan anggota Kelompok lainnya mengharapkan KDRT bisa menjadi produk unggulan bagi masyarakat Desa Ujong Kuta Batee sebab bahan bakunya bisa diperoleh dengan gratis dan cara mengolahnya pun sangat mudah.
Anggota Kelompok 62 lainnya, Teuku Muhammad Mukhriz, menyebutkan sebelumnya mereka juga melakukan sosialisasi cara menabung bagi anak-anak desa setempat. Digagas mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Arrayyan dkk, mereka mengajak anak-anak menabung sejak dini untuk menuai hasil di masa depan.[Ayi Jufridar]