UNIMALNEWS | Lhoksukon – Masa pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama sebulan benar-benar dimanfaatkan mahasiswa Universitas Malikussaleh untuk mengasah kreativitas. Salah satunya adalah dengan menciptakan produk camilan dengan nama-nama unik seperti yang dihasilkan mahasiswa KKN Kelompok 59 di Gampong Tualang Kecamatan Meurah Mulia, Aceh Utara.
Kelompok 59 mengajarkan masyarakat Kampung Tualang Kecamatan Meurah Mulia membuat keripik KE-BALI yang merupakan akronim dari Keripik Bayam Liar. Dinamakan demikian karena keripik ini terbuat dari daun bayam yang tumbuh secara liar di Gampong Tualang.
Menurut Humas Kelompokk 59, Sultan, ide ini bermula ketika anggota kelompok 59 yang melihat bayam liar tumbuh dan diabaikan masyarakat. “Kondisi ini menginspirasi kami untuk mengolah bayam tersebut menjadi keripik krispi yang sehat dan bernilai ekonomis,” ungkap Sultan, beberapa waktu lalu.
Masyarakat Gampng Tualang—khususnya ibu-ibu—sangat antusias dalam mengolah bayam liar menjadi KE-BALI karena bahan-bahan yang digunakan cukup sederhana dan mudah didapatkan. Ada pun bahan- bahan yang digunakan yaitu daun bayam, tepung kemasan, serta bumbu balado jika ingin menambahkan variasi rasa.
Cara membuatnya juga sangat sederhana. Pertama cuci bersih daun bayam liar, kemudian masukkan ke dalam adonan tepung yang sudah dicampur dengan air secukupnya, lalu goreng dan tiriskan.”Tambahkan bumbu balado jika perlu,” lanjut Sultan sambil tersenyum.
Soal khasiat jangan ditanya. Tokoh Popeye saja makan bayam biar kuat. Dari banyak sumber, daun bayam diyakini dapat mencegah kanker, anemia, menjaga kesehatan mata, mencegah asma, meningkatkan metabolisme tubuh dan masih banyak manfaat lainnya. “Semoga setelah masa KKN selesai, KE-BALI tetap diproduksi,” kata Sultan yang sedang persiapan meninggalkan lokasi KKN pada Rabu (25/9/2019).
Beberapa hari sebelumnya, mahasiswa Kelompok 59 juga bersama pihak SD 10 Meurah Mulia juga menyulap gudang menjadi ruang belajar karena beberapa kelas tidak bisa dimanfaatkan menyusul renovasi yang sedang berlangsung.
Ketua Kelompok 59, Andri Saifanur, mengaku senang bisa berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi warga desa meski nilainya kecil. Selain meluncurkan berbagai produk kreatif, menjelang berakhirnya masa KKN, mereka memasak makanan khas Aceh bersama masyarakat.
Berbagai masakan khas Aceh seperti kuah pliek, wajik, haluwa, dan sebagainya dimasak di bawa meunasah gampong dan dinikmati bersama masyarakat setempat dalam suasana yang penuh kekeluargaan. “Ini menjadi kesempatan juga bagi mahasiswa luar Aceh untuk lebih mengenal kuliner khas Aceh,” ujar Andri.
Tablig akbar
Sementara itu, menjelang berakhirnya masa KKN, Kelompok 5 di Desa Payah Leupah Kecamatan Simpang Keuramat ikut dalam gelaran tablig akbar pada Senin (23/9) lalu.
Camat KKN Simpang Keuramat, Agus Susanto, tablig akbar digelar dalam rangkaian memeringati Tahun Baru Islam 1 Muharram 1440 H. Panitia mengundang penceramah Tgk Husni al-Lukman dari Kota Lhoksemawe. “Kegiatan ini didukung Muspika Simpang Keuramat. Masyarakat sangat antusias mengikutinya,” ujar Agus yang juga panitia ketua kegiatan. [ayi]