Dosen Antropologi Unimal Jadi Pembicara di PKN 2019

SHARE:  

Humas Unimal
Teuku Kemal Fasya, Dosen Antropologi sekaligus Kepala UPT Kehumasan dan Hubungan Eksternal Universitas Malikussaleh sedang menyampaikan materi dalam Seminar kegiatan Pekan Kebudayaan Nasional di Jakarta, Senin (7/10/2019). FOTO ; IST

UNIMALNEWS| Jakarta – Dosen Antropologi FISIP Universitas Malikussaleh, Teuku Kemal Fasya, menjadi pembicara dalam seminar nasional di Istora Senayan Jakarta, Senin (7/10). Kegiatan seminar ini menjadi bagian dari rangkaian Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2019 yang berlangsung 7-13 Oktober.

Tema yang diangkat pada seminar itu adalah “Kearifan Lokal Ekologi sebagai Pemajuan Kebudayaan”. Pada sesi itu Kemal menyatakan bahwa sebenarnya konsep ekologi sangat erat, untuk tidak mengatakan inheren, dengan kebudayaan. “Dalam antropologi, kajian Antropologi Ekologi berhubungan dengan aspek local wisdom, foklore, teknologi tradisional, pemukiman perdesaan, dll. Jadi Antropologi sangat menekankan pentingnya menjaga aspek keseimbangan ekosistem dan ekologis dalam mempertahankan local genius atau local knowledge masyarakat”, ungkapnya.

Kepala UPT Kehumasan dan Hubungan Eksternal Unimal itu melihat kesadaran masyarakat Indonesia atas aspek ekologi masih rendah. Problem ekologi dengan mudah dianggap masalah afkiran yang tidak mempengaruhi banyak aspek lainnya dalam pembangunan masyarakat. Dampaknya adalah munculnya problem kompleks, terutama bagi masyarakat yang tinggal di lereng gunung, di pinggiran hutan, di tepi muara, di tepi sungai, dan pemukiman perdesaan. Akhirnya muncullah katastrofi yang memengaruhi pola pikir masyarakat, mereka kehilangan sinyal dengan identitas kebudayaannya dan hilang jejak dengan nenek moyangnya.

Makanya, tidak ada cara lain sebelum semuanya terlambat untuk memperhatikan keseimbangan ekologis. Meskipun kita disebut wilayah yang memiliki keragaman hayati yang cukup beragam dan unik, karena tinggal di wilayah tropis, bukan berarti kerusakan ekologis bisa dengan mudah diperbaharui.

Menurut Idham Bachtiar, salah seorang panitia PKN 2019, tema seminar yang diangkat cukup beragam. Namun semuanya memiliki benang merah untuk mengedapankan semangat tradisionalisme dan nativisme masyarakat kita yang tidak diperhatikan sungguh-sungguh, baik oleh negara, korporasi, dan dunia asing. Padahal dalam alam yang semakin terkoneksi, keragaman budaya dan keunikan telah menarik perhatian, yang tidak jarang melahirkan sikap simpati dan donasi. Tinggal dikelola dengan baik agar tidak mengarah kepada imperialisasi dan komersialisasi berlebihan.[tmi]


Berita Lainnya

Kirim Komentar