Unimal dan PNL Gelar FGD Finalisasi Desain Signage Kawasan Heritage Samudera Pasai

SHARE:  

Humas Unimal
Unimal dan PNL Gelar FGD Finalisasi Desain Signage Kawasan Heritage Samudera Pasai

UNIMALNEWS | Lhoksukon – Tim pengabdian masyarakat Universitas Malikussaleh (Unimal) berkolaborasi dengan Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Balai Meunasah Komplek Makam Malikussaleh, Gampong Beuringen, Kecamatan Samudera, Aceh Utara, Jumat (12/9/2025).

Kegiatan ini merupakan bagian dari tahapan finalisasi desain akhir dalam program pengabdian berjudul “Desain Signage dan Wayfinding di Kawasan Wisata Heritage Samudera Pasai (Studi Kasus: Gampong Beuringen Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara Provinsi Aceh)”. Program ini didanai melalui Dana Hibah BIMA dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat–Ditjen Dikti Ristek Kemendikbudristek, dengan fokus pada pemberdayaan masyarakat melalui kolaborasi mahasiswa dan dosen.

Tim pelaksana terdiri dari Yenny Novianti MT (Ketua, Dosen Teknik Arsitektur Unimal), Muhammad Reza Zulman M.Sc (Anggota, Dosen PNL), serta Deassy Siska M.Sc (Anggota, Dosen Unimal). Kegiatan ini turut melibatkan mahasiswa Program Studi Arsitektur Unimal dan Jurusan Teknologi Informasi dan Komputer PNL.

Program ini dilatarbelakangi oleh pentingnya pelestarian warisan sejarah Kerajaan Samudera Pasai, kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara yang berjaya pada abad ke-13 hingga 16 M. Meski kawasan heritage tersebut memiliki nilai sejarah tinggi dan rata-rata dikunjungi 500 orang per bulan, masih banyak tantangan yang dihadapi, di antaranya:

1. Aspek Edukasi Sejarah – Minimnya media interpretatif, narasi sejarah hanya disampaikan secara lisan dan belum terintegrasi dengan media digital.

2. Aspek Infrastruktur & Tata Kawasan – Belum tersedia sistem navigasi terpadu maupun signage sebagai penunjuk informasi.

3. Aspek Sosial Kemasyarakatan – Partisipasi masyarakat masih bersifat informal tanpa pelatihan teknis.

4. Aspek Branding & Informasi Digital – Identitas kawasan belum terbentuk, dan promosi digital belum berjalan optimal.

Ketua tim, Yenny Novianti, menjelaskan bahwa program ini diarahkan untuk menghadirkan sistem wayfinding dan signage edukatif, pengembangan media informasi berbasis digital (seperti QR Code dan literatur naratif), serta workshop pemberdayaan masyarakat.
“Luaran yang diharapkan adalah terbentuknya identitas kawasan heritage melalui identity of place, penyediaan media edukasi sejarah yang adaptif, serta pembangunan model pengelolaan berbasis komunitas,” ujarnya.

Pengelola Makam Sultan Malik As-Saleh, Tgk. Faisal M.Pd., menegaskan pentingnya pemahaman sejarah Samudera Pasai sebagai pusat penyebaran Islam di Nusantara. Ia juga menjelaskan makna ukiran kaligrafi Arab pada batu nisan dan menyebutkan sejumlah kompleks makam bersejarah seperti Komplek Makam Raja As-Sawar (TGK 44), Komplek Makam Malkhan Nahrassiyah, dan Komplek Makam Sayyid Syarif.

Perwakilan Center for Information of Samudra Pasai Heritage (CISAH), Sukarna Putra, menambahkan bahwa penyediaan informasi dwibahasa (Indonesia dan Inggris) sangat penting agar wisatawan mancanegara dapat memahami sejarah kawasan dengan lebih baik.

Sementara itu, Geuchik Gampong Beuringen, Abdul Manan, berharap kegiatan ini menjadi model konservasi berbasis komunitas yang dapat direplikasi di kawasan heritage lain di Aceh.
“Ini bukan hanya pelestarian situs sejarah, tetapi juga pemberdayaan masyarakat agar ikut menjadi bagian dalam pengelolaan wisata religi,” katanya.

FGD ini dihadiri oleh dosen dan mahasiswa Unimal serta PNL, perangkat gampong, pengelola makam, perwakilan CISAH, dan masyarakat setempat. Rancangan desain signage dan wayfinding ditargetkan rampung pada akhir September 2025, sehingga dapat menjadi fondasi penguatan identitas visual dan edukasi sejarah Kawasan Heritage Samudera Pasai secara berkelanjutan.[]


Berita Lainnya

Kirim Komentar