Tiga Tokoh Bedah Buku Konvergensi Pertumbuhan Ekonomi

SHARE:  

Humas Unimal
Bedah buku Konvergensi Pertumbuhan Ekonomi karya Prof Apridar dkk di Aula Meurah Silue Kampus Lancang Garam, Lhokseumawe, Selasa (5/11/2019).

UNIMALNEWS | Lhokseumawe – Buku Konvergensi Pertumbuhan Ekonomi karya Prof Apridar dkk, dibedah tiga tokoh dengan profesi berbeda tetapi memiliki latar belakang ekonomi. Mereka adalah Kepala Bank Indonesia Perwakilan Lhokseumawe, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh, serta Wakil Wali Kota Lhokseumawe.

Bedah buku Konvergensi Pertumbuhan Ekonomi digelar di Aula Meurah Silue Kampus Lancang Garam Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Selasa (5/11/2019) pukul 09.00 WIB. Kegiatan tersebut akan dihadiri para dosen ekonomi dari berbagai perguruan tinggi, pegiat ekonomi, bankir, pelaku usaha, wartawan ekonomi, mahasiswa,  dan masyarakat luas.

“Ada beberapa hal yang lahir dari kegiatan bedah buku tersebut. Bagi kami penulis, ada masukan konstruktif demi perbaikan di masa mendatang, baik dari sisi penulisan, riset, maupun pemikiran yang ada di dalamnya,” ungkap Prof Apridar, Senin (4/11/2019).

Menurutnya, ketiga pembedah memiliki kapasitas yang berbeda kendati semuanya berlatar belakang ekonomi. Kepala Bank Indonesia Perwakilan Lhokseumawe, Yufrizal, bisa menganalisis dengan pendekatan perbankan dan keuangan. Sedangkan Wakil Wali Kota Lhokseumawe, Yusuf Muhammad, bisa melihat dari aspek pemerintah daerah yang sedang fokus pada petumbuhan ekonomi.

“Bagi pemerintah daerah, termasuk Kota Lhokseumawe, buku ini memberikan pemikiran dan nilai tambah untuk pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Ada beberapa aspek yang bisa menjadi bahan pertimbangan pemerintah daerah dalam mengambil keputusan berkaitan pertumbuhan ekonomi,” papar Prof Apridar.

Sebelum menjabat Wakil Wali Kota Lhokseumawe,  Yusuf Muhammad juga dikenal sebagai pelaku usaha dan juga alumni Program Pascasarjana Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh. Apridar memandang Yusuf Muhammad sebagai narasumber yang penting agar bedah buku tersebut lebih memberikan manfaat bagi daerah, selain bagi perbaikan buku itu sendiri.  

Sedangkan Dr Hendra Raza selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis bisa memberikan kontribusi pemikiran dari sisi akuntansi keuangan daerah. Sebagai akademisi berlatar akuntan, Hendra diyakini mampu mengkritisi isi buku Konvergensi Pertumbuan Ekonomi serta menganalisis penerapannya dalam kebijakan keuangan daerah.

Seperti pernah disampaikan Apridar, buku Konvergensi Pertumbuhan Ekonomi ditulis bersama dua ekonom lainnya, Dr Nasir dan Dr Abd Jamal. Buku tersebut ditulis untuk menganalisis konvergensi pertumbuhan ekonomi antarprovinsi di Indonesia dan beberapa faktor yang memengaruhinya.

“Buku ini diharapkan menambah khasanah ilmu ekonomi dalam setiap kajian dan implementasi pertumbuhan ekonomi masyarakat, terutama di era otonomi daerah di Indonesia,” jelas Apridar.

Menurutnya, analisis dalam buku ini bisa menjadi masukan terhadap nilai tambah dari otonomi daerah sehingga semua daerah dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.

“Setiap daerah memiliki potensi dan sifat yang berbeda hingga sangat sukar untuk diterapkan suatu kebijakan sama. Tidaklah berlebihan banyak yang menaruh harapan besar terhadap percepatan pembangunan melalui otonomi daerah,” papar Apridar.

Ditambahkan, pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu penilaiaan terhadap keberhasilan pembangunan suatu daerah karena akan menambah pendapatan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, iperlukan investasi. Dengan dibukanya keran otonomi, daerah bisa lebih kreatif menciptakan berbagai investasi baru. Otonomi juga membuat pemerintah daerah dapat meningkatkan investasi dari berbagai sektor, sehingga perputaran ekonomi akan semakin cepat.

Dari hasil penelitian, pertumbuhan ekonomi daerah dipengaruhi secara simultan dengan adanya investasi asing, belanja pemda, dan modal sosial. Modal sosial sangat signifikan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi antardaerah di Indonesia.

“Semoga berbagai temuan dalam buku ini bisa memberikan solusi bagi daerah-daerah yang pendapatan per kapitanya rendah untuk mulai berbenah diri. Banyak alternatif konsep untuk memajukan daerah masing-masing,” tandas Apridar.[ayi]


Berita Lainnya

Kirim Komentar