Mahasiswa Antropologi Unimal Gelar Pelatihan Teknik Fasilitasi dan Pemetaan Sosial

SHARE:  

Humas Unimal
Mahasiswa Antropologi Unimal Gelar Pelatihan Teknik Fasilitasi dan Pemetaan Sosial. Foto: Ist

UNIMALNEWS | Lhokseumawe -  Mahasiswa Program Studi Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh angkatan 2016 mengikuti pelatihan Teknik Fasilitasi dan Pemetaan Sosial di Gedung Olahraga ACC Cunda, Lhokseumawe, Senin (11/11).

Sekretaris Prodi Antropologi Abdullah Akhyar Nasution kepada Unimalnews, Selasa (12/11) mengatakan acara itu menghadirkan pemateri guru besar dari Universitas Sumatra Utara (USU) yaitu Prof Hamdani Harahap, sedangkan untuk pemateri kedua diisi oleh Saruhum Rambe. Kegiatan tersebut dimulai pukul 09.30 WIB yang dibuka langsung Pembantu Rektor Empat Dr M Nazaruddin.

Prof Hamdani Harahap dalam materinya menyampaikan proses pelaksanaan Pelatihan Teknik Fasilitasi dan Pemetaan Sosial yang menekankan partisipasi aktif oleh seluruh mahasiswa semester tujuh yang merupakan suatu kegiatan yang menjelaskan pemahaman, tindakan,  dan juga keputusan yang dilakukan seseorang bersama satu kelompok untuk mempermudah proses yang dilakukan.

"Ada dua nilai yang harus dimiliki oleh  Fasilitator yang pertama adalah Partisipatif yaitu selalu stay ditempat artinya tidak mengabaikan orang yang sedang difasilitasi, dan yang kedua ialah Konsensus yaitu ada kesekepakatan bersama,"katanya.

Pengalaman yang sampaikan oleh Prof Hamdani Harahap ternyata tidak cukup hanya menggunakan satu metode (misalnya ceramah saja)  tetapi juga bagaimana kita bisa memposisikan diri menjadi fasilitasi yang baik dan profesional yang mampu membangun raport dengan masyarakat ketika berada dilapangan nantinya.

Dijelaskan Prof Hamdani, dengan belajar dari yang "tidak tahu" menjadi "tahu" yang memulainya dengan proses belajar dan bertanya. Disini kami juga diajarkan bagaimana teknik-teknik dalam bertanya dengan mempraktikkan langsung berdasarkan model-model pertanyaan ORID,  O yaitu Objektif diharuskan bertanya dengan pertanyaan sederhana yang terlihat oleh panca indra yang nyata dengan menggunakan kata apa, dimana, kapan, bagaimana, siapa. R yaitu reflektive yang berarti jenis pertayaan yang menaruh Perasaan juga emosi didalamnya. Lalu I yaitu Interpretative yang mencantumkan Analisis dan Pikiran dalam membuat pertanyaan. Kemudian yang terakhir D yaitu Decision yang berarti tindak lanjut dari sebuah pertanyaan yang akan ditanyakan.  kemampuan ORID artinya kemampuan dalam bertanya.

Kegitan itu juga di isi dengan workshop seperti membentuk beberapa kelompok yang nantinya kelompok tersebut mendapatkan tugas yaitu membuat satu yel-yel yang berhubungan dengan Antropologi dan diikuti dengan mengisi lembaran soal yang telah tertulis dikertas kecil yang sebelumnya telah dimasukkan dalam satu ampau.

Dari berbagai kertas tersebut berisi kalimat yang kongkrit, dari itu kami harus menebak berdasarkan urutan model-model pertanyaan ORID (Objective, Reflective, Interpretative,  Desicion) yang telah dijelaskan sebelumnya. Lalu maju ke depan menampilkan masing-masing yel-yel juga dilanjuti dengan menebak jenis pertanyaan.

Ada satu workshop seusai istrahat yaitu kegiatan kelompok yang menulis beberapa harapan yang konkrit dan realistis yang dapat meningkatkan kualitas akademis dan profesional mahasiswa Antropologi Universitas Malikussaleh dikertas warna yang telah disediakan salah satu contoh harapan konkrit yang tertulis ialah Melakukan Study Tour bagi Mahasiswa Antropologi setiap satu tahun sekali guna menambah ilmu dan wawasan.

Sementara Dr.cand. Saruhum Rambe menyampaikan materi terkait Teknik dan Tahapan Pemetaan Sosial. [tkf]


Berita Lainnya

Kirim Komentar