UNIMALNEWS | Lhokseumawe – Pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia menjadi momentum untuk memperluas makna kurikulum pendidikan tinggi. Mahasiswa juga mendapatkan kesempatan luas untuk melatih softskill dan kecerdasan sosial.
Demikian antara lain pernyataan Dirjen Pendidikan Tinggi Prof Nizam dalam Managements Talks During Covid-19 yang digelar Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh, Senin (4/5/2020). Sharing session nasional tersebut menghadirkan pembicara lain, yakni Wakil Ketua Komisi X DPR-RI Dr Hetifah Sjaifudian serta Rektor Unimal Dr Herman Fithra.
Menurut Nizam, banyak hambatan dalam memenuhi agenda pendidikan akibat wabah Corona. Namun ia mengajak semua pihak untuk fokus pada aspek-aspek positif di mana perguruan tinggi bisa mengambil peran dalam mengurangi penyebaran virus Covid-19.
“Pandemi Covid-19 menjadi momentum memperkuat kurikulum. Kurikulum bukan hanya serangkaian mata kuliah. Itu menjadi bagian dari memenuhi kurikulum dalam aspek yang lebih besar. Kita bisa fokus pada learning outcomes. Standar kurikulum bukan sesuatu yang kaku, tapi bisa blending dengan teknologi, bisa blending dengan budaya,” papar Nizam dalam diskusi yang dipandu Ketua Prodi Manajemen, Dr H Mohd Heikal.
Nizam juga melihat pandemi juga menjadi momentum memperkuat solidaritas keindonesiaan. Ia mengapresiasi minat mahasiswa menjadi relawan pencegahan penyebaran Covid-19 cukup tinggi. Namun, ia mengingatkan mahasiswa agar tetap memerhatikan protokol kesehatan.
Pada bagian lain, Nizam mengatakan agar perguruan tinggi bisa meningkatkan riset dalam kaitannya dengan penanggulangan penyebaran virus. Ia juga mengingatkan perguruan tinggi agar tidak membebani mahasiswa dalam perkuliahan daring. “Harus banyak empati kepada mahasiswa,” ujar Nizam berkaitan dengan meningkatnya pengeluaran mahasiswa untuk kuota internet selama perkuliahan daring.
Sementara, Hetifah Sjaifudian mengatakan banyak pos anggaran pendidikan yang tidak bisa digunakan bisa dilakukan akselerasi dengan pos pengeluaran yang sebelumnya tidak dianggarkan.
“Anggaran untuk perjalanan dinas, pelatihan, dan pembangunan fisik yang tidak dilakukan, bisa dialihkan pos yang tidak dianggarkan. Kami terus berkoordinasi dengan Mas Menteri mengenai masalah ini,” papar Hetifah dalam pertemuan virtual yang diikuti hampir 400 peserta tersebut.
Sedangkan Herman Fithra memaparkan sejumlah kebijakan yang telah ditempuh Unimal selama masa wabah Corona seperti menghentikan perkuliahan tatap muka sejak 16 Maret 2020 dan menyemprotkan desinfektan di keempat kampus Unimal. Kemudian skema Kuliah Kerja Nyata juga diubah sesuai dengan kondisi kekinian.
“Sebagian besar kegiatan sudah berlangsung secara online, kecuali beberapa kegiatan keuangan yang mengharuskan pegawai hadir secara fisik, tetapi tetap mengikuti protokol kesehatan. Unimal juga melakukan kegiatan sosial untuk masyarakat lingkar kampus,” kata Herman. Ia juga menyampaikan kepada Dirjen dan Wakil Ketua Komisi X agar mendukung kelanjutan pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Malikussaleh yang mangkrak.
Ketua Asosiasi Program Studi Manajemen dan Bisnis Indonesia, Dr Ulil Hartono, mengucapkan selamat kepada Unimal yang telah berhasil menyelenggarakan webinar dengan lebih dari 350 peserta dari seluruh Indonesia. Dia mengapresiasi Dirjen Dikti yang mengingatkan agar perguruan tinggi menghindari keragaman dan menguatkan keberagaman. “Pak Rektor Unimal juga sangat solutif dalam menjelaskan terkait KKN,” tandas Ulil. [ayi]
Baca juga: APSMBI dan Prodi Manajemen Unimal Selenggarakan Sharing Nasional Penyusunan Kurikulum Merdeka Belajar