UNIMALNEWS | Lhokseumawe – Dekan Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh, Dr Mawardati, menjadi salah seorang narasumber dalam kegiatan bimbingan teknis (bimtek) bagi penyuluh dan petani di Kabupaten Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe, Senin (11/1/2020). Kegiatan yang dilaksanakan di Lido Graha Hotel itu dibuka oleh Anggota DPR RI asal Aceh, Muslim MM.
Tampak hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan, Yuliana Kansrini MSi dan Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Aceh Utara, Erwandi MSi.
Dalam kesempatan tersebut Mawardati menyampaikan materi dengan judul Pembentukan dan Penguatan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Untuk Kesejahteraan Petani.
Menurutnya, masih terdapat beberapa permasalahan saat ini yang menyebabkan pertanian masih belum dapat mensejahterakan petani. Permasalahan itu antara lain, belum memadainya infrastruktur, sumber daya manusia yang masih lemah, sempitnya lahan, jauh dari pasar, terbatasnya teknologi, investasi pertanian masih kurang diminati dunia usaha, dan masalah kelembagaan.
“Permasalahan-permasalahan itu harus dicarikan segera solusinya. Untuk itu, kita dapat menumbuhkan dan mengembangkan KUB petani milenial. Hal tersebut sejalan dengan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 33 /PER/ SM.060 I I I 07 /2017,” jelasnya.
Petani milenial adalah petani yang berusia 19 - 39 tahun, atau yang berjiwa milenial dan adaptif terhadap teknologi digital. Sedangkan, KUB adalah kumpulan pemuda/petani muda yang bergabung dan bekerja sama mengelola usaha pertanian untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.
“Petani milenial ini dapat berasal dari santri, mahasiswa, pemuda keagamaan, dan pemuda tani lainnya yang mempunyai kepedulian dan bersedia berkontribusi aktif mendukung program Kementerian Pertanian,” ucap Mawardati.
Di Bagian akhir pemaparan materinya, Mawardati berharap para mahasiswa pertanian Unimal dapat mengambil peran dalam menumbuhkan KUB petani milenial. Hal itu selaras dengan implementasi Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka yang mana salah satu indikatornya adalah para mahasiswa harus menghabiskan minimal 20 sks di luar kampus.[ryn]