Semangat Berbagi Mahasiswa Unimal di Majene

SHARE:  

Humas Unimal
Relawan kemanusiaan dari Universitas Malikussaleh yang sudah sebulan berada di Majene, Sulawesi Barat. Foto: Ist.

SEBULAN sudah relawan mahasiswa Universitas Malikussaleh berada di Majene, Sulawesi Barat, sejak meninggalkan Aceh pada 21 Maret 2021 lalu. Selama berada di sana, kesepuluh relawan mahasiswa sudah berbaur dengan masyarakat di Ulumanda, Sulawesi Barat.

Selama di Ulumanda, berbagai kegiatan kemanusiaan sudah dilakukan mahasiswa Universitas Malikussaleh, seperti yang diceritakan Arisky RM selaku koordinator relawan.  

Menurut mahasiswa Pendidian Bahasa Indonesia tersebut, begitu tiba di Ulumanda, mereka melakukan observasi selama empat hari ditemani kepala desa setempat.

“Kami melihat jalanan yang belum bisa diakses, puluhan tenda yang masih berdiri, rumah roboh yang belum sepenuhnya dibersihkan. Kondisinya sungguh memprihantikan. Kami juga kesulitan mengakses jaringan telepon, harus berjalan sekitar 1 kilometer agar mendapatkan sinyal,” ungkap A Riski RM, Rabu (28/4/2021).

Ia mengakui, proses observasi lapangan pun tidak dapat dilalui dengan mudah karena mereka harus menjajaki dataran tinggi dengan jarak yang sekitar 1,5 km ditambah keadaan cuaca yang tidak mendukung. “Tapi dengan semangat berbagi dengan korban gempa, kami bisa melalui semua itu,” tambah Riski.

Setelah proses observasi, semua relawan Universitas Malikussaleh mulai berbaur dengan masyarakat untuk melaksanakan kegiatan trauma healing serta berbincang hangat menanyakan keadaan sekaligus kebutuhan masyarakat sekitar. “Rupanya, pendidikan dan semangat kemanusiaan adalah yang paling dibutuhkan di desa ini,” kata A Riski lagi.

A Riski menggambarkan, Ulumanda di Sulawesi Barat termasuk daerah terisolir dan kurang mendapatkan perhatian pemerintah, baik sebelum musibah gempa maupun setelah gempa.  “Kondisi itu bisa dilihat dari jalan yang sudah beberapa tahun belum diperbaiki. Banyak jalan belum teraspal sama sekali. Listrik yang baru terpsang lima tahun terakhir,” rinci Riski.

Setelah melakukan observasi dan mengetahui kondisi sebenarnya di lokasi, mahasiswa baru bisa menentukan program, seperti mengajar rutin di sekolah setempat dikarenakan kurang tenaga guru. Padahal banyak siswa berpotensi di sekolah yang sudah agak retak itu.

Selain itu, relawan mahasiswa Universitas Malikussaleh juga membuat proses pembelajaran luring. Mereka mengunjungi rumah atau membuat kegiatan mengajar di tempat yang dekat dengan rumah siswa ketika waktu luang seperti sore atau siang. “Hal ini kami lakukan karena melihat banyak anak kesulitan menempuh akses sekolah. Letak sekolah jauh dan medannya sangat sulit,” ungkap Riski.

Untuk memberi semangat belajar kepada anak-anak di lokasi bencana, mahasiswa Universitas Malikussaleh juga menggelar MTQ di bulan Ramadhan. Kegiatan itu diikuti anak-anak dengan antusias. “MTQ juga bertujuan untuk mengasah potensi serta meningkatkan semangat belajar adik-adik siswa di lokasi bencana,” tambah Windy Cintia Putri, mahasiswa Prodi Agroekoteknologi.

Kesepuluh relawan mahasiswa tersebut diberangkatkan ke Majene yang terdampak gempa 6,2 SR pada 15 Januari 2021. Mereka adalah Benny Murdani (Sosiologi), A Riski RM (Pendidikan Bahasa Indonesia), Zulkipli Pohan (Teknik Mesin), Zulkarnaini (Teknik Mesin), M Harie Rizki Lubis (Ilmu Hukum), Febri Robiatun Adwiyah (Sistem Informasi), M Althaf Kiram (Teknik Informatika), Windy Cintia Putri (Agroekoteknologi), Mustafa Kamal (Akuntansi), dan Sayyidina Farline (Administrasi Bisnis).

Rektor Universitas Malikussaleh, Dr Herman Fithra Asean Eng, menyebutkan program kemanusiaan ke Majene juga bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka agar mahasiswa mendapatkan pengalaman empiris di daerah bencana.

Sementara Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, Dr Baidhawi mengatakan 10 calon relawan mahasiswa itu lulus setelah dilakukan berbagai proses seleksi. Ia mengingatkan mahasiswa agar selalu menjaga nama baik almamater dan menjaga kesehatan selama berada di daerah bencana.

Selama berada di Majene, agar pendidikan para relawan muda itu juga akan mengikuti perkuliahan di Universitas Sulawesi Barat. Mereka berbuat untuk kemanusian, memperkuat silaturahim, seraya menyesap keindonesiaan. [Ayi Jufridar]

Baca juga: Ini 10 Mahasiswa Relawan Kemanusiaan Unimal ke Majene  


Berita Lainnya

Kirim Komentar