Akademisi Unimal Jadi Pembicara pada Webinar yang Dilaksanakan MUI Pusat

SHARE:  

Humas Unimal
Pelaksanaan webinar yang dilaksanakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Selasa (5/10/2021)

UNIMALNEWS | Jakarta – Akademisi Universitas Malikussaleh, Teuku Kemal Fasya MHum menjadi narasumber di kegiatan webinar yang dilaksanakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) dengan tema  “Bangkit dari Covid-19 dengan Nalar dan Aksi Bersama Berlandaskan Nilai-nilai Islam dan Fatwa Majelis Ulama Indonesia”, Selasa (5/10/2021).

Dalam kesempatan itu, Teuku Kemal Fasya menyampaikan materi mengusung tema “Literasi Pandemi dan Pemulihan Ekonomi”.

Selain Akademisi Unimal, juga hadir narasumber yang lain yakni, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama  (MPU) Aceh, Dr Tgk H Muhibbuththabary, dengan tema “Spirit Bangkit dari Wabah dan Pulih Ekonomi Dampak Pandemi: Tausiyah Keutamaan”, Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi (Infokom) KH Masduki Baidlowi dengan tema “Memperkuat Literasi Pandemi, dan Ekonomi Syariah berbasis Digital, untuk Bangkit dari Covid-19”.

Kemudian, Teuku Kemal Fasya juga menyampaikan materi tentang “Waspada Gelombang Infodemi: Dampak Pandemi Era Digital”  bersama Dr Aat Surya Syafaat selaku peneliti di MUI pusat. Materi yang disampaikan tersebut diambil dari tema “Recovery Ekonomi Nasional Melalui Transformasi Digital”. Kegiatan yang dipandu oleh moderator, Dr Tantan Hermansyah, dan Iroh Siti Zahroh MSi ini dihadiri oleh 200 peserta yang telah mendaftar terlebih dahulu.

Teuku Kemal Fasya  yang juga Dosen Antropologi Unimal memaparkan, hoaks dan infodemi adalah dua darurat yang harus dilawan.  Setiap informasi yang kita terima tidak boleh ditelan begitu saja. Menurutnya, dua masalah tersebut terjadi selama masa pandemi Covid-19. Informasi mengenai virus dan kesehatan secara masif membanjiri ruang digital.

"Hal ini menyebabkan terjadinya infodemi di tengah masyarakat global, yakni kondisi di mana informasi tidak sehat tersebar luas secara bebas," sebutnya.

Kemal berharap, agar webinar ini bisa menangkal beberapa hoaks tentang vaksin yang ikut berpengaruh pada rendahnya vaksinasi di daerah salah satunya Aceh.

"Isu agama ikut memengaruhi kesediaan orang dalam menyukseskan program vaksin yang dijalankan pemerintah. Maka berhati-hatilah menerima informasi yang mungkin menjadi bencana bagi diri sendiri," ungkap Kemal.

Webinar tersebut ditutup dengan pembagian doorprize kepada lima peserta yang aktif mencuit ulang di media sosial Twitter yang disediakan oleh panitia. [tmi]


Kirim Komentar