Dua Dosen Unimal Jadi Pemateri Pelatihan Juri Seni

SHARE:  

Humas Unimal
Dosen Universitas Malikussaleh, Dr Wesli, sedang memberikan materi dalam pelatihan juri seni di Lhokseumawe, Ahad (28/11/2021). Foto: Ahmad Albastin.

UNIMALNEWS | Lhokseumawe – Dua dosen Universitas Malikussaleh, Dr Wesli dan Ayi Jufridar, menjadi pemateri dalam pelatihan juri kesenian yang digelar Dewan Kesenian Aceh (DKA) Kota Lhokseumawe di Aula SMK Negeri 3 Lhokseumawe, Ahad (28/11/2021).

Dr Wesli yang sering menjadi juri perlombaan tarik suara, menyampaikan materi tentang kompetensi juri perlombaan seni. Protes dari peserta yang sering terjadi, kata Wesli, karena kompetensi dan independensi juri yang meragukan.

“Ke depan, juri seni harus memiliki sertifikat kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi. Juri juga harus mendapatkan honorarium layak, tidak sekadar ucapan terima kasih saja,” ujar dosen Fakultas Teknik tersebut.

Sementara Ayi Jufridar menyebutkan perdebatan tentang standardisasi penilaian seni jangan sampai mematikan kreativitas dalam bidang seni tertentu.  Menurutnya, ada beberapa aspek penilaian yang bisa dibuat dalam standar tertentu, tetapi untuk aspek estetika biasanya dipengaruhi oleh banyak hal seperti kemampuan mengapresiasi sebuah karya.

Pemateri lainnya adalah Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lhokseumawe, Drs Tgk H Ikhwansyah MA yang membawa materi tentang kejujuran dan amanah ketika menjadi juri perlombaan seni.

Menurut Ketua DKA Lhokseumawe, Muhammad Nur, kegiatan itu diikuti 50 peserta dari berbagai bidang seni yang ada di Kota Lhokseumawe seperti sastra, teater, tarik suara, seudati, rapai uroh, seni islami, musik tradisi, sinematogarfi, seni rupa, dan vokal. “Pelatihan ini digelar untuk mendapatkan masukan dari peserta yang selama ini sudah berpengalaman menjadi juri dalam berbagai lomba,” katanya.

Para peserta dari berbagai bidang seni hadir dalam workshop tersebut seperti H Usmani Kandang, Husaini, dan Ridwan Sakubat (rapai uroh); Zul Pase, Uyung Wallad, Erwin, Firdaus (musik tradisi); Ahmad Albastin dan Abdul Manaf (sinematografi); Tony Bernard Ngutra, Raisa Agustiana (tari); Syafidra Ovita dan Novalin Mahardika (vokal); Harry Koko Priutama dan Rahmatsyah (teater); Trisfayani, Syamsiah Ismail, Mahdi Idris, dan Nasrullah Thaleb (sastra).

Kemudian M Gani, Jamin (seudati); Mahlil Zakari, Tarmizi Muhammad (seni islami); Gebby Mozart, Teuku Danus Usman (musik); Drs Paringih, Is Musa Patria (seni rupa); dan masih banyak seniman lainnya. [kur] 


Kirim Komentar