Pesta Kreatif Mahasiswa Sastra Unimal

SHARE:  

Humas Unimal
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Malikussaleh mementaskan

UNTUK keempat kalinya, Himpunan Mahasiswa Sastra Indonesia (Himasa) dari Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Malikussaleh menggelar Pentas Seni Sastra (Pesta Sastra) ke-4 di GOR ACC Kampus Uteunkot, Lhokseumawe, mulai 11-12 Januari 2022. Kegiatan ini menjadi ajang mengasah kreativitas mahasiswa dalam bidang seni yang diharapkan menjadi agenda rutin dan bisa menggaet lebih banyak peserta. 

Ketua Himasa Universitas Malikussaleh, Nur Azizah, menyebutkan Pesta Sastra-4 menampilkan beberapa kegiatan seni seperti teater panggung, film fiksi pendek, monolog, teater virtual, drama boneka, puisi, dan lainnya yang semuanya dipusatkan di GOR Kampus Uteunkot.

“Kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang dilaksanan untuk menuntaskan final mata kuliah drama dan sebagai ajang lomba bidang drama,” ujar Nur Azizah di Kampus Uteunkot, Lhokaeumawe, Selasa (11/1/2022).

Tahun ini Himasa mengusung tema “Menyimak Sejarah melalui Seni Pentas”. Pementasan teater panggung mengangkat kisah “Jejak Putroe Neng” dan pada karya film mengambil tema sama dengan alur cerita yang berbeda berjudul “Titah Putroe Neng”. Kedua naskah tersebut ditulis Abu Rahmat yang diadaptasi dari novel Putroe Neng karya Ayi Jufridar.

Pada pementasan monolog mengusung tema Raja Bakoy yang termasuk kisah mitos. Sedangkan pementasan virtual mengambil tema bebas. “Tujuan dari kegiatan pesta sastra ini adalah mengasah kreativitas mahasiswa, mengenal kembali sejarah melalui drama,” tambah Azizah.

Pengampu mata kuliah drama, Syahriandi M Pd, menyebutkan kegiatan seperti ini penting dilaksanakan agar mahasiswa dapat memperoleh banyak pengalaman dan pengetahuan.

“Melalui karya seni juga dapat memantapkan para calon guru ini terjun ke sekolah ketika tamat kuliah nantinya, selain ikut mengharumkan nama kampus di dunia seni,” jelas pengampu mata kuliah drama tersebut.

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Safriandi M Pd, menyebutkan tema-tema dalam kegiatan Pentas Sastra tahun ini banyak menyinggung dengan Jalur Rempah di Aceh. “Ini sebagai bukti nyata dukungan kami untuk usul Jalur Rempah di Aceh sebagai warisan dunia pada 2024 nanti,” ujar Safriandi.

Pestra Sastra ini dicetus pertama sekali Abu Rahmat pada 2017, saat itu hanya baru teater panggung dan film fiksi pendek saja. “Saya menyukai seni, dan sangat senang sekali saat diajak bergabung di Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Unimal sebagai pengajar praktisi bidang sastra. Para mahasiswa sejak pertama Pesta Sastra sampai saat ini sangat antusias,” ungkap Abu Rahmat.

Ketua panitia sekaligus ketua Himasa, Nur Azizah, mengungkapkan bahwa Pesta Sastra kali ini digelar di tengah kesulitan karena pandemi Covid-19 yang masih melanda. Akibatnya, mereka hanya memiliki waktu sempit untuk menyiapkan Pesta Sastra dibandingkan dengan kegiatan serupa pada tahun-tahun sebelumnya yang memiliki waktu panjang.

“Kami hanya mempunyai waktu kurang dari dua bulan persiapan. Sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya persiapan dilakukan sampai enam bulan. Namun kami tetap optimis kegiatan ini akan berlangsung sukses,” ujar Azizah.

Selain melibatkan mahasiswa Universitas Malikussaleh, Pesta Bahasa juga diramaikan oleh peserta dari luar kampus, termasuk pelajar dari sejumlah SMA di Lhokseumawe dan Aceh Utara. Para pelajar ikut meramaikan Pesta Sastra dengan kegiatan pembacaan puisi. Demikian juga penulis Aceh, Hamdani Mulya, turut hadir untuk mendorong semangat para mahasiswa untuk terus berkarya. [Ayi Jufridar]

 

 


Berita Lainnya

Kirim Komentar