UNIMALNEWS | Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) melaksanakan Aksi Nyata Penanaman 10 Juta Pohon. Aksi ini ditandai dengan penanaman pohon buah di SMP PGRI 3 Denpasar dan penanaman pohon mangrove di Pantai Mertasari, Sanur. Aksi ini juga sebagai bentuk keberlanjutan bahwa Bali, Indonesia menjadi tuan rumah 7th Global Platform for Disaster Risk (GPDRR) 2022.
Penanaman sepuluh juta pohon dibuka simbolis secara virtual oleh Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy. Dalam kesempatan itu, Muhadjir menegaskan bahwa penanaman pohon ini sejalan dengan program pemerintah yakni mengurangi risiko bencana, pengendalian perubahan iklim, dan mengatasi kekurangan bahan pangan seperti pohon buah.
“Tapi ingat, Pak Presiden sudah me-wanti-wanti jangan hanya jadi jargon. Betul-betul, kalau judulnya 10 juta pohon, ya ditanam 10 juta. Jangan 10 juta judulnya, yang ditanam hanya ratusan. Selain itu catat, berapa jumlah pohon yang ditanam, jenisnya apa, ditanam dimana, yang merawat siapa. Saya mau laporannya itu, “tegas Muhadjir kepada para peserta launching yang dikemas secara hybrid.
Pada kesempatan itu, Muhadjir melakukan dialog dengan peserta. Peserta dari Desa Seboro, Kebumen, Jawa Tengah dan dari Universitas Malikussaleh, Aceh melakukan penanaman buah secara simbolis di wilayahnya masing-masing. Peserta berharap penambahan bibit buah untuk kemandirian masyarakat sekitar.
“Kalau kekurangan bibit pohon buah cepat hubungi dinas pertanian. Saya juga minta laporan tertulis, jumlah yang ditanam berapa, pohonnya jenis apa, ditanam dimana serta yang bertanggungjawab,” tegas Muhadjir sekali lagi.
Launching ini menjadi pembuka rangkaian aksi nyata GNRM penanaman 10 juta pohon di 34 provinsi yang rencananya akan berjalan sepanjang tahun 2022 hingga 2023. Kegiatan daerah akan dikoordinasikan oleh Gugus Tugas Daerah (GTD) GNRM di bawah koordinasi Kesbangpol Provinsi selaku sekretariat GTD bekerjasama dengan Dinas yang membidangi Pertanian, Pangan, dan Hortikultura serta Balai Pengelolaan Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS-HL) di masing-masing daerah.
Kegiatan ini juga melibatkan jejaring ormas dan pokmas mitra seperti PP Muhammadiyah, PBNU, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Forum Rektor Indonesia (FRI), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Parisada Hindu Budha Indonesia (PHDI), Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin), Persekutuan Gereja Gereja Indonesia (PGI), Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), serta masyarakat luas yang ingin ikut serta mengambil bagian.
Aksi nyata penanaman 10 juta pohon ini diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai instrumental revolusi mental yakni etos kerja, gotong royong, dan integritas. Melalui proses menanam, diharapkan nilai integritas yaitu tanggung jawab, kejujuran, harmoni antara pemikiran dan tindakan tertanam.
Konsistensi perawatan, pemupukan, penyiangan, membutuhkan kegigihan dan etos kerja untuk memberikan lingkungan dan asupan yang baik bagi pohon bertumbuh. Proses kolaborasi dan gotong royong tercermin dari seluruh anggota keluarga, siswa, mahasiswa, masyarakat sekitar tempat bertumbuhnya pohon untuk merawat dan menjaga kelestarian pohon tersebut. Nilai integritas, etos kerja,dan gotong royong ini diharapkan membentuk karakter peduli lingkungan.[kemenkopmk.go.id]