Karena KKN Bukan Sekadar Program dan Kegiatan

SHARE:  

Humas Unimal
Mahasiswa KKN Kelompok 28 di Desa Geulumpang Kecamatan Pirak Timu, Aceh Utara, mendapatkan banyak pengalaman selama sebulan berbaur dengan masyarakat setempat. Foto: Ahmad Albastin.

MAHASISWA Universitas Malikussaleh dari berbagai fakultas bukan hanya meninggalkan kenangan dan hasil kerja di lokasi KKN di desa terpecil di Kecamatan Pirak Timu dan Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara. Sebaliknya mereka juga mengambil banyak hal seperti pengalaman yang tidak akan mereka dapatkan di bangku kuliah.

Banyak di antara mahasiswa yang melaksanakan KKN sejak Juni lalu, belum pernah tinggal di daerah terpencil. Bukan saja bagi mahasiswa yang berasal dari luar Aceh, yang asli Aceh pun merasa asing dengan lokasi KKN masing-masing. Jangankan singgah, mendengar namanya saja belum pernah.

Mahasiswa Progam Studi Pendidikan Matematika, Syafwani Sadanta Capah, mengaku tidak mendapatkan kesulitan berarti selama sebulan melakukan kegiatan KKN di Desa Geulumpang Kecamatan Pirak Timu, Aceh Utara. Syafwani yang tergabung dalam Kelompok-28 itu mendapatkan pengalaman berkesan.

“Salah satu yang paling berkesan bagi saya adalah perbedaan bahasa. Seperti yang kita tahu, bahasa adalah cara utama bagi kita untuk berkomunikasi. Minggu pertama mengikuti KKN, saya sedikit merasa terasing karena delapan teman sekelompok saya berkomunikasi dengan Bahasa Aceh,” ungkap mahasiswa yang akrab disapa Wani, akhir Juli 2022 lalu.

Wani dan anggota Kelompok 28 yang lain, Neysa Ardelia Limbong yang berasal dari luar Aceh, hanya bisa tersenyum karena tidak mengerti pembahasan yang dibicarakan. Namun lama kelamaan mereka belajar sedikit demi sedikit kosa kata bahasa Aceh.

“Sekarang sudah dapat mengerti bahasa Aceh sederhana dalam kehidupan sehari-hari walaupun masih belum begitu paham. Menurut saya belajar bahasa baru itu sangat menyenangkan. Selain dapat berkomunikasi dengan lebih banyak orang, belajar bahasa baru juga katanya dapat meningkatkan kinerja memori kita,” tambah Wani yang berasal dari Sumatera Utara.

Ia mengaku mendapatkan pengalaman seru karean harus akrab dan bekerja sama dengan mahasiswa lain  dari berbagai jurusan dan fakultas. “Saya berbagi pengalaman dengan teman-teman baru, silaturahmi dengan warga desa yang sebelumnya belum pernah saya jumpai, dan banyak hal-hal baik lainnya yang sangat saya syukuri,” ungkap Wani.

Kendala bahasa juga sempat dialami Neysa Ardelia Limbong. Namun, setelah beberapa hari ia mulai menyapa warga dengan bahasa Aceh meski terdengar kaku dan lucu. Justru masalah bahasa memberikan warna lain ketika melaksanakan kegiatan KKN.

Neysa sangat terkesan dengan respons dari kepala desa dan warga yang senantiasa membantu dan mendukung setiap kegiatan dan program mereka. Warga desa juga sangat  ramah sehingga membuatnya nyaman di Geulumpang. “Terlebih anak-anak di kampung ini sangat antusias terhadap apapun program yang kami jalankan, apalagi fokus utama kami memang ke anak anak,” ujar mahasiswi Program Studi Arsitektur tersebut.

Ia menyarakan program KKN ke depan bisa lebih baik lagi. Kelompok KKN dapat lebih kompak dan dapat berkoordinasi dengan pihak kampus, dosen pembimbing lapangan, dan masyarakat lebih intensif lagi. “Program dan kegiatan mahasiswa KKN bisa lebih bermanfaat bagi masyaralat setempat dan mahasiswa pun bisa mengembangkan semua potensi selama masa KKN,” harapnya.

Harapan serupa disampaikan Wani. Menurutnya, jadwal pembekalan KKN dengan pelepasan mahasiswa sangat berdekatan karena hanya berselang sehari. Kondisi ini membuat mahasiswa peserta KKN merasa kewalahan dalam mempersiapkan berbagai keperluan. Wani juga mengharapkan pemberitahuan lokasi KKN harusnya dapat dilakukan sedikit lebih awal. “Mungkin bagi beberapa mahasiswa dapat memanfaatkan waktu tersebut untuk survei lokasi ataupun menyiapkan keperluan lainnya,” saran Wani.

Ketua Panitia KKN Universitas Malikussaleh, Zulkifli MH, mengatakan kesuksesan KKN berkat dukungan semua pihak mulai dari kampus, mahasiswa, dosen pembimbing, masyarakat desa, sampai Pemerintah Kabupaten Aceh Utara. “Ke depan kita harapkan menjadi lebih baik dan lebih berdampak jangka panjang bagi mahasiswa dan masyarakat,” ujarnya. [Ayi Jufridar]

Baca juga: Mahasiswa KKN Kebangsaan Garap Lahan Gambut

 

 


Berita Lainnya

Kirim Komentar