BERINVESTASI di pasar modal sekarang menjadi tren di kalangan generasi muda di Indonesia. Dari sekitar 9 juta investor di pasar saham, sekitar 82 persen merupakan generasi muda. Kemudahan membeli saham dan keamanan berinvestasi serta provit menjadi pemicu minat generasi muda berinvestasi di pasar modal.
Membeli saham sekarang ini sudah sangat mudah karena bisa dilakukan semudah belanja di pasar online. “Kalau mahasiswa bisa belanja secara online, membeli saham juga seperti itu,” ungkap Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Provinsi Aceh, Dr Thasrif Murhadi di depan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Selasa (27/9/2022).
Ia menyebutkan, sejak bangun tidur sampai tidur lagi, mahasiswa selalu menggunakan produk yang sahamnya diperjualbelikan di lantai bursa. Harga saham beberapa emiten tersebut sangat terjangkau bagi dompet mahasiswa, tetapi setelah sekian lama berinvestasi harga sahamnya meningkat.
“Tapi kepemilikan saham emiten itu dikuasai pihak asing. Mereka yang mengambil keuntungan dari produk-produk yang sehari-hari kita gunakan. Jadi, kenapa kita tidak ikut memiliki saham dari perusahaan yang produknya setiap saat kita pakai,” papar Thasrif dalam kuliah umum yang dipandu Dr Rico Nur Ilham, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh.
Ia mengharapkan mahasiswa juga bisa mengedukasi keluarga dan masyarakat tentang investasi yang benar dan sehat di tengah maraknya penipuan investasi yang sudah banyak memakan korban. “Perlu berhati-hati dalam berinvestasi. Pelajari apakah investasi itu legal atau tidak. Pahami juga setiap investasi pasti ada risikonya.”
Selain Thasrif, kuliah umum tersebut juga menghadirkan Branch Representative Phintraco Sekuritas Cabang Aceh, Fauzaturrahman. Phintraco merupakan sebuah perusahaan sekuritas yang rutin memberikan edukasi investasi pasar modal di berbagai kampus di Indonesia, termasuk di Universitas Malikussaleh.
Fauzaturrahman antara lain memaparkan sejumlah kemudahan dalam berinvestasi di pasar modal. Sejumlah emiten yang harga sahamnya rendah di masa lalu, kini mencapai harga ekonomis yang memberikan provit banyak kepada pemegang saham, baik melalui deviden maupun melalui capital gain (selisih antara harga beli dengan harga jual).
Selain mengedukasi mahasiswa, pihak Phintraco juga memberikan edukasi membuka rekening efek plus modal secara gratis kepada peserta kuliah umum. Sejumlah mahasiswa terlihat tertarik membuka rekening efek melalui gadget.
“Rekening khusus dan top up ini hanya berlaku bagi mahasiswa dalam durasi waktu tertentu,” ujar Fauzaturrahman dalam kuliah umum yang juga dihadiri Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Dr Hendra Raza serta sejumlah dosen.
Hendra Raza menyebutkan, kuliah umum serta seminar tentang pasar modal merupakan kegiatan rutin yang dilakukan Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk mengedukasi mahasiswa. Dalam beberapa kegiatan, seminar bukan hanya dikhusus untuk mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, tetapi mahasiswa dari berbagai fakultas.
“Dengan kuliah umum dan seminar, kita harapkan semakin banyak mahasiswa yang paham tentang investasi pasar modal dan tertarik menjadi investor saham,” ujarnya.
Kuliah umum tersebut juga diikuti mahasiswa peserta program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) di Universitas Malikussaleh yang berasal dari berbagai universitas di luar Sumatra. Melianti dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten, bertanya tentang risiko dan provit berinvestasi di cryptocurrency.
Sementara Fikri Akbar bertanya tentang syarat sebuah perusahaan melantai di bursa. Ada juga pertanyaan tentang kapan melakukan cut loss, yakni penjualan saham di bawah harga beli untuk membatasi kerugian. Sejumlah pertanyaan menunjukkan mahasiswa sudah memahami sistem investasi di pasar saham.[Ayi Jufridar]
Baca juga: Kepala Galeri Investasi Unimal Paparkan Keunggulan Saham Syariah di Depan Mahasiswa IAIN Lhokseumawe