Menjadi Salmon di Universitas Malikussaleh

SHARE:  

Humas Unimal
Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Dr Eduart Wolok, ketika memberikan kuliah umum tentang “Mempersiapkan Generasi Unggul dan Adaptif Menyongsong Bonus Demofragi” di Aula Cut Meutia Universitas Malikussaleh Kampus Bukit Indah, Lhokseumawe, Selasa (4/10/2022). Foto: Ayi Jufridar.

MAHASISWA Universitas Malikussaleh yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, harusnya bersyukur bisa menempuh pendidikan kampus tersebut karena hidup arus deras yang ada di Aceh.

“Kalian menjadi manusia unggul karena hidup di arus deras. Ikan salmon menjadi bernilai dan mahal harganya karena hidup di arus deras,” ujar Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Dr Eduart Wolok, ketika memberikan kuliah umum tentang “Mempersiapkan Generasi Unggul dan Adaptif Menyongsong Bonus Demofragi” di Aula Cut Meutia Universitas Malikussaleh Kampus Bukit Indah, Lhokseumawe, Selasa (4/10/2022).

Secara filosofis, Eduart menyontohkan kehidupan ikan salmon yang mengalami siklus kehidupan yang unik. Ikan salmol yang menetas telur di sungai, tetapi kemudian besar dan tumbuh di lautan luas. Ketika beranjak dewasa, ikan salmon kembali berenang melawan arus deras sejauh ribuan kilimoter untuk kembali bertelur.

“Kalau kalian bisa mengalahkan setara saja dengan mahasiswa dari universitas lain di Jawa, kalian jauh lebih hebat dibandingkan mereka yang unggul dengan berbagai fasilitas,” tambah Eduart di hadapan mahasiswa dan dosen yang mengikuti kuliah umum.  

Pada bagian lain, ia menyebutkan bonus demograsi di Indonesia bisa menjadi ancaman akibat adanya sejumlah aspek yang harus ditangani dari sekarang. Dibutuhkan aksi nyata dari pemerintah untuk menghadapi bonus demograsi pada 2030 mendatang sehingga memberikan keberuntungan bagi kemajuan bangsa dalam menghadapi situasi dunia yang tidak menentu di masa mendatang.

Salah aspek yang menjadi ancaman bonus demograsi di masa mendatang adalah meningkatnya pengangguran intelektual. Saat ini, jumlah mahasiswa di Indonesia hampir 9 juta orang yang akan menjadi pemimpin di berbagai sektor di masa mendatang. Ada kesenjangan kualitas pendidikan antara Jawa dan luar Jawa bisa menjadi ancaman meningkatkan penganggran terdidik di masa mendatang.

Menurut Eduart, kesenjangan kualitas pendidikan antara Jawa dan luar Jawa harus diselesaikan sejak sekarang. Ia menyontohkan usia sejumlah perguruan tinggi negeri di Aceh dan Gorontalo dengan universitas di Jawa yang sangat jauh. “Ketika kita masih menyelesaikan masalah mendasar, universitas seperti UI dan UGM sudah bersaing dengan universitas termuka di dunia,” ujarnya.

Eduart mengingatkan pemerintah harus memutuskan kebijakan untuk mendukung kesetaraan pendidikan antara Jawa baik dari sisi fasilitas maupun berbagai kebijakan untuk mendukung kesetaraan kualitas pendidikan agar lulusan universitas di luar Jawa bisa bersaing dengan lulusan universitas di Jawa, bahkan di seluruh dunia.    

Bonus demografi adalah sebuah fenomena meningkatkanya jumlah penduduk usia produktif yang berusia antara 15 – 64 tahun. Pada 2030, jumlah usia produktif di Indonesia mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sekitar 297 juta jiwa. Diperkirakan, jumlah usia produktif di Indonesia pada 2030 mencapai 190 juta orang yang menjadi salah satu aset membawa Indonesia menjadi bangsa unggul di dunia.

Eduart menyontohkan sebuah kampus terkemuka di Jawa melakukan riset di Gorontalo karena kampus tersebut memiliki kekuatan fasilitas, jaringan, dan keunggulan SDM. Ketika mereka menghubungi, saya tawarkan dosen dan mahasiswa UNG harus dilibatkan. Tahun berikutnya, riset serupa sudah ditangani UNG,” ungkapnya.

Eduart juga menyinggung masalah masih tingginya angka kontet (stunting) di Indonesia, termasuk di Aceh dan Gorontalo. Di Provinsi Aceh, angka stunting pada 2021 mencapai 33,2 persen atau berada di atas rata-rata nasional sebesar 24,4 persen. Sedangkan di Gorontalo pada 2021 angka stunting sebesar 29 persen atau masih berada di atas rata-rata nasional.

Rektor Universitas Malikussaleh, Prof Dr Herman Fithra Asean Eng, mengatakan kuliah umum yang disampaikan rektor Universitas Negeri Gorontalo menjadi masuk bagi lembaga pendidikan dan pemerintah. Ia juga mengharapkan kolaborasi antara kedua universitas negeri yang berbeda pulau itu bisa dilaksanakan lebih sering dan intens ke depan.[Ayi Jufridar]

Baca juga: Unimal Gelar Kuliah Umum tentang Bonus Demografi

 


Kirim Komentar