UNIMALNEWS| Aceh Utara- Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2 inbound Universitas Malikussaleh kelompok 6 mengikuti kegiatan Kebhinekaan-6 dengan tema “Belajar dari semangat perlawanan Cut Nyak Meutia” ,Sabtu(01/10/2022).
Kegiatan kunjungan tersebut didampingi oleh Dosen Modul Nusantara Bobby Rahman, S.Sos., M.Si dan Mentor Tri Sabarani.
Kunjungan ke rumah Cut Nyak Meutia yang terletak di Gampong Pirak Timu, Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara itu, selain mengeksplore informasi juga menjadi edukasi serta dapat menularkan semangat nasionalisme kepada para mahasiswa dan juga memberikan orasi kebangsaan sebagai bentuk cinta tanah air dengan mengenang jasa para pahlawan khususnya pahlawan Aceh saat berperang melawan penjajah Belanda.
Kegiatan eksplorasi dipandu oleh Zulkifli selaku salah seorang anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di kompleks rumah Cut Nyak Meutia yang menyambut baik kedatangan mahasiswa yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Salah seorang mahasiswa PMM Aditya Arum Dananjaya mengungkapkan, bahwa dirinya merasa bangga mendapatkan sebuah pengetahuan dan wawasan baru terhadap salah satu tokoh pahlawan nasional yang berasal dari Aceh. Yakni Cut Meutia.
Tambahnya, dari kunjungan dan observasi tersebut, dapat melihat berbagai peninggalan Cut Nyak Meutia yang masih bisa disaksikan sampai hari ini, antara lain, rumah Adat Aceh yang walaupun sudah tua dan beberapa kali di pugar namun tetap kokoh, ungkap mahasiswa PMM tersebut.
Sementara itu, salah seorang mahasiswa PMM lainnya, Alda juga ikut menambahkan, mendapatkan kesempatan berkunjung ke rumah Cut Nyak Meutia merupakan pengalaman yang tidak dapat dibeli.
"Semua lukisan, kilas balik sejarah, biografi Cut Nyak Meutia, hingga relief lengan beliau yang terpajang didalam rumah tersebut, merasa seakan-akan ada di dalam suasana peristiwa perang saat itu", terang mahasiswi itu.
Tambahnya lagi, diharapkan rumah peninggalan Cut Nyak Meutia tersebut dapat dilestarikan tidak hanya oleh kelompok sadar wisata setempat, namun juga oleh semua, harapnya.
Cut Meutia dilahirkan di Keureutoe, Pirak (Perlak), Aceh Utara, pada tahun 1870. Cut Meutia merupakan anak perempuan satu-satunya yang lahir dari pasangan Teuku Ben Daud Pirak dan Cut Jah. Ayahnya merupakan salah seorang ulama dan pemimpin pemerintahan di daerah Pirak pada waktu itu.
Cut Meutia dikenal dengan sifat pantang menyerahnya. Berkali-kali pasukan Belanda memburunya hingga ke hutan, namun tak pernah berhasil. Ia akhirnya tewas di tangan Belanda setelah 3 peluru menembus kepala dan dadanya.(mcl)