Tim Kosabangsa Unimal Adakan Pelatihan Pengolahan dan Pemasaran Ikan di Pusong Baru

SHARE:  

Humas Unimal
Tim Kosabangsa Unimal Adakan Pelatihan Pengolahan dan Pemasaran Ikan di Pusong Baru

UNIMALNEWS | Lhokseumawe – Tim Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat (Kosabangsa) Universitas Malikussaleh bekerja sama dengan UMKM Mr. Phep Lhokseumawe melaksanakan kegiatan Bimtek (Bimbingan Teknis) pengolahan dan pemasaran produk perikanan di Gampong Pusong Baru Kecamatan Banda Sakti Lhokseumawe, Rabu (7/12/2022).

Kegiatan yang mengusung tema “Pengembangan Sentra IKM Bidang Perikanan Di Wilayah Utara Aceh melalui Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Pantai Dengan Penguatan Jejaring, Digitalisasi dan Hilirisasi Produk” ini diikuti oleh 40 peserta dari 13 pelaku usaha ekonomi kreatif, khususnya di bidang olahan perikanan. Pelatihan ini dipandu oleh dosen Unimal, Yessy Afrillia MKom.

Geuchik Gampong Pusong Baru, Hamdan Hamzah ST mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pihaknya untuk mendukung majunya perekonomian pelaku usaha Gampong Pusong Baru.

“Jadi, Bimtek ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk dan SDM ekonomi kreatif produk usaha perikanan. Kami sangat berterima kasih pada Universitas Malikussaleh melalui program Kosabangsa dapat masuk dan berbaur menyerahkan peralatan mesin pengering ikan, mesin packing vacuum sealer, oven pengering, spinner dan freezer. Selama ini para pelaku usaha menjual produk olahan usahanya dengan metode yang sederhana, pengemasan seadanya, dan pemasaran yang konvensional,” katanya.

Hamdam menyebutkan, rumah pengering yang dibangun oleh tim pengabdian Kosabangsa di Pusong Baru juga sedang dalam proses pembangunan, sudah 50% pengerjaan saat ini.

Kemudian, dilanjutkan dengan menampilkan beberapa produk usaha perikanan kuliner dari Pusong Baru, antara lain ikan kering, abon ikan, ikan asin, kue bawang ikan dan lain-lain.

Dalam kesempatan itu, owner UMKM Mr. Phep, Munawar MSM  menyampaikan materi tentang penggunaan peralatan packaging Ikan kering menggunakan vacuum sealer ARD-VS02. Sebelumnya ia menjelaskan makna Mr Phep yang merupakan UMKM yang menyajikan sambal keumamah siap saji khas Aceh. Produk olah pangan berbahan dasar ikan tongkol atau ikan cakalang yang diolah menjadi keumamah yang dimasak dengan penambahan bumbu dan rempah-rempah khas Aceh.

“Guna mencapai kondisi maupun fungsi peralatan pengolahan ikan kering yang baik serta dapat mendukung perekonomian masyarakat pesisir maka perlu adanya  bimbingan untuk mengoperasikan peralatan pengolahan ikan yang diberikan,” ungkapnya.

Munawar menjelaskan, di dalam kemasan tidak ada oksigen yang dapat mengoksidasi ikan sehingga daging ikan tetap segar, enak dan bergizi meskipun lama disimpan di dalam freezer.

“Secara rinci proses penggunaan oven pengering stainless Gas OVG-6SS dan OVG 4SS dan juga mesin spinner SPIN-5,” tuturnya.

Ketua Tim, Jullimursyida PhD mengemukakan bahwa berdasarkan analisa situasi  di Gampong Pusong Baru terdapat beberapa petani ikan serta unit usaha kecil yang bergerak dalam bidang pengawetan ikan yaitu dengan melalui pengeringan. Selama ini pengeringan ikan masih dengan cara konvensional yaitu dengan dijemur dibawah sinar matahari maka masih banyak kekurangannya, baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Secara kualitas, ikan kurang higienis karena banyak bakteri yang menempel pada waktu pengeringan, sedangkan secara kuantitas waktu pengeringan yang lama dan sangat bergantung pada cuaca.

“Berdasarkan permasalahan yang dihadapi mitra tersebut, kami bermaksud untuk membantu meningkatkan produksi ikan asin dengan cara pemanfaatan teknologi pengering ikan menggunakan rumah pengering dan bantuan peralatan yang dihibahkan pada para pelaku usaha di Pusong Baru. Tujuan penggunaan teknologi tersebut adalah untuk mempercepat proses produksi, dapat digunakan dalam semua kondisi cuaca dan hemat energi,” jelasnya.

Deassy Siska MSc, dosen Unimal yang masuk dalam tim Pengabdian Kosabangsa menambahkan bahwa pengeringan adalah proses pemindahan atau pengeluaran kandungan air bahan hingga mencapai kandungan air tertentu agar kecepatan kerusakan bahan dapat diperlambat. Proses pengeringan ini dipengaruhi oleh suhu, kelembaban udara lingkungan, kecepatan aliran udara pengering, kandungan air yang diinginkan, energi pengering, dan kapasitas pengering. Pengeringan yang terlampau cepat dapat merusak bahan, oleh karena permukaan bahan terlalu cepat kering sehingga kurang bisa diimbangi dengan kecepatan gerakan air bahan menuju permukaan. Karenanya menyebabkan pengerasan pada permukaan bahan selanjutnya air dalam bahan tidak dapat lagi menguap karena terhambat.

“Disamping itu, operasional pengeringan dengan suhu yang terlalu tinggi dapat merusak bahan. Pengaturan suhu dan lamanya waktu pengeringan dilakukan dengan memperhatikan kontak antara alat pengering dengan alat pemanas (baik itu berupa udara panas yang dialirkan maupun alat pemanas lainnya). Namun demi pertimbangan pertimbangan standar gizi maka pemanasan dianjurkan tidak lebih dari 85 derajat Celcius sehingga tercipta suasana yang tidak memungkinkan bakteri pembusuk dan jamur untuk tumbuh dan kegiatan enzymatic. Batas kadar air ikan secara umum yang diperlukan kira - kira 30% atau setidak - tidaknya 40%, supaya 8 perkembangan jasad - jasad bakteri pembusuk dan jamur dapat terhenti,” pungkasnya.[tmi]

 


Berita Lainnya

Kirim Komentar