UNIMALNEWS | Kuta Makmur – Mahasiswa Universitasita Malikussaleh yang sedang melakukan Praktek Kerja Nyata (KKN) di tiga kecamatan di Aceh berlomba-lomba melaksanakan berbagai program. Di Desa Pulo Iboh Kecamatan Kuta Makmur, mahasiswa KKN kelompok 97 mendorong masyarakat setempat membuat banana cake kukus yang cocok untuk bisnis rumahan.
Humas KKN Kelompok 97, Yola Tasya Marini, mengatakan mereka terpikir untuk melaksanakan program kemandirian perekonomian masyarakat melalui bisnis kue setelah melihat banyaknya bahan baku di Kuta Makmur. Bahan baku yang mudah dan murah, membuat bisnis banana kukus sangat menjanjikan,
“Banyak pohon pisang di halaman rumah masyarakat, tanpa harus membeli. Warga tinggal mengolah menjadi banana cake kukus. Ide memang bukan ide baru, tapi karena bahan bakunya ada di depan rumah, jadi bernilai ekonomis,” ungkap Yola Tasya Marini, Jumat (6/9/2019).
Seorang warga Pulo Iboh, Nisa mengaku pernah membuat bolu dari pisang, tetapi rasanya kurang enak karena belum mahir cara mengolahnya. “Saya mengajak mahasiswa membuat bolu pisang di rumah. Banyak ibu yang mau belajar,” kata mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis tersebut.
Menurut Yola, untuk berbisnis maka harus mempertimbangkan minat konsumen. Dia melihat banyak anak-anak kampung yang jajan camilan di warung yang menggunakan pewarna dan bahan pengawet yang belum tentu bagus untuk kesehatan.
Yola dan kawan-kawannya lalu membuat banana cake kukus denagn wadah cup berbentuk unik yang disukai anak-anak. Camilan sehat dan lezat tersebut dijual Rp1.000 per cup. “Sangat terjangkau bagi anak-anak di desa. Kami lihat mereka menyukainya,” tambah Yola.
Mahasiswi KKN Kelompok 97 merasa beruntung karena ibu-ibu di Pulo Iboh juga sangat mendukung dan berminat melanjutkan usaha tersebut. Banana cake kukus tidak hanya disukai anak-anak, tetapi juga orang dewasa. “Tekstur banana cake kukus yang empuk dengan cita rasanya yang manis dan nikmat mampu membuat orang ketagihan,” kata Yola bernada promosi.
Setelah mencicipi banana cake kukus itu, Nisa mengaku tertarik untuk berjualan untuk tambahan penghasilan keluarga. Tidak hanya dijajakan di Kuta Makmur, Nisa juga bisa menitip di beberapa warung kopi di kawasan Cunda, Lhokseumawe.
“Kami berharap ibu-ibu di Pulo Iboh nanti bisa melanjutkan usaha ini menjadi sumber penghasilan baru. Bahkan kalau sudah jalan, kami mendorong Dinas Perdagangan setempat membantu usaha rumah tangga ini, misalnya dengan memberikan pedampingan dan modal,” tandas Yola. [ayi]