Mahasiswa Unimal ikuti Program MBKM Kemanusiaan di Malaysia

SHARE:  

Humas Unimal
Calon mahasiswa MBKM Unimal yang akan diberangkatkan ke Malaysia. Foto : Ist

UNIMALNEWS | Lhokseumawe – Sebanyak lima mahasiswa Universitas Malikussaleh (Unimal) mengikuti program Merdeka Belajar, Kampus Merdeka (MBKM) Kemanusiaan di Malaysia. Acara pelepasan mahasiswa tersebut berlangsung di Aula Meurah Silue, Kampus Lancang Garam, Lhokseumawe, Sabtu (5/10/2024). 

Dalam acara pelepasan ini, turut hadir Wakil Rektor Bidang Akademik, Dr Azhari ASEAN Eng, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr Alfian, Ketua MBKM, Prof M. Sayuti, Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan, dan Kerja Sama (AKPK) Unimal, Dr T. Nazaruddin, dan Sisca Olivia, MS.

Lima mahasiswa yang berpartisipasi dalam program MBKM Kemanusiaan ini adalah Firman Alfathy (Fakultas Hukum), Sandrina Salsabilla Rambe (Ekonomi Pembangunan), Fadhillah Dandy Satrio (Teknik Mesin), Shilvi Munayya (Ilmu Kelautan), dan Bahtera Khoiruddin Lubis (Administrasi Publik).

Dalam sambutannya, Dr. Azhari menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari implementasi kalender kegiatan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), bekerja sama dengan KBRI Kuala Lumpur dan INTI International University Malaysia. 

"Lima mahasiswa ini akan berada di Malaysia mulai Oktober hingga Desember 2024 untuk mempelajari isu-isu kemanusiaan sekaligus mendapatkan rekognisi 20 SKS sesuai dengan program studi masing-masing," katanya.

Prof Dr Sayuti, Ketua MBKM Unimal, menambahkan bahwa mahasiswa Unimal akan berbaur dengan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi Indonesia lainnya di Malaysia. "Di sana, mereka akan mengikuti satu mata kuliah di INTI International University Malaysia, sementara sisanya berupa magang mengajar di sanggar-sanggar belajar yang menampung anak-anak pekerja migran Indonesia," terangnya.

Lanjut Sayuti, program ini dinilai sebagai bentuk komitmen kemanusiaan mahasiswa, terutama dalam memberikan perhatian kepada anak-anak pekerja migran yang selama ini kurang mendapatkan perhatian. 

"Pekerja migran adalah pahlawan devisa nasional, namun banyak di antara mereka yang menghadapi tantangan besar dalam memberikan pendidikan bagi anak-anak mereka. Di sinilah para mahasiswa kita berperan," tambahnya.[tkf]


Berita Lainnya

Kirim Komentar