Menulis artikel bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan oleh semua orang. Seorang penulis tidak otomatis lahir dari orang tua yang penulis. Seorang penulis lahir dari kemauan dan tekad yang kuat karena menulis merupakan keterampilan.
Itulah yang dirasakan oleh Cindy Selya, mahasiswi Jurusan Teknik Sipil Universitas Malikussaleh. Mahasiswa angkatan 2016 ini mengungkapkan tentang betapa beratnya untuk menulis sebuah artikel pada mulanya, karena ia merasa tidak memiliki bakat dalam hal itu.
Berbagai upaya ia lakukan agar tulisannya bisa dimuat di media. Keinginan yang semakin hari tumbuh semakin besar. Bak gayung bersambut, keinginan yang semakin besar itu mendapat bantuan dan arahan dari salah seorang dosen yang mengajar di Jurusan Teknik Sipil, namanya Ayi Jufridar. Dari sosok inilah Cindy mulai banyak mendapatkan pengetahuan baru tentang menulis. Sosok yang baru di kemudian hari ia ketahui adalah seorang jurnalis senior yang namanya sudah malang melintang di dunia jurnalistik.
khirnya, hari yang dinantikan itu tiba, tulisannya yang berjudul “Dampak Covid-19 Bagi Mahasiswa Unimal” dimuat oleh Kompasiana pada Rabu (15/4/2020). Dimuatnya tulisan ini membuat Cindy semakin bersemangat untuk menulis kembali. Benar saja dua tulisannya dimuat kembali di media, yaitu “Sekolah Daring Bagi Masyarakat Desa” dimuat di Kompasiana edisi Kamis (16/4/2020) dan tulisan dengan judul “Corona dan Kuliah Daring” dimuat di kolom opini media kampus Unimalnews pada Minggu (19/4/2020).
“Pada awalnya menulis artikel hanya menjadi sebuah kewajiban saja tapi lama kelamaan ini sudah menjadi hobi baru bagi saya. Sebelum saya menulis artikel biasanya saya akan mencari topik apa yang sedang menarik di masyaraat atau hal menarik apa yang ada di sekitar saya kemudian melakukan survey yang berkaitan dengan artikel yang akan saya tuliskan agar artikel tersebut memiliki data yang valid. Seperti artikel yang berjudul “Corona dan Kuliah Daring” saya terlebih dahulu membuat kuesioner dari googleform, target utama saya saat itu hanya 100 orang saja tapi alhamdulillah diikuti oleh 175 orang mahasiswa selama 48 jam,” ungkap Cindy.
Semangat baru yang muncul ini menjadikan Cindy yang harus mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada pelaksanaan semester genap 2019/2020 ini memilih mengambil skema KKN Penulisan Karya Pengabdian (PKP). Salah satu output dari pelaksanaan KKN ini adalah dimuatnya tulisan peserta KKN di media, baik media cetak maupun media elektronik.
Menurut Cindy selain karena keinginan untuk menulis, alasan dirinya memilih KKN PKP disebabkan orang tuanya merasa khawatir apabila ia mengambil KKN skema lain maka mengharuskannya sering berada di luar rumah. Hal ini mengingat tempat tinggalnya yang hanya berjarak satu jam dengan Kota Medan yang dinyatakan sebagai zona merah penyebaran virus Corona. Dalam melaksanakan KKN ia mendapat bimbingan dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Dwi Fitri MA.
Cindy pun membuktikan tekadnya ketika memilih skema KKN PKP. Artikel terbarunya dengan judul “Belenggu Mahasiswa Akhir Akibat Wabah yang Tak Kian Mereda” dimuat kembali di Kompasiana edisi Selasa (5/5/2020). [Riyandhi Praza]