Milenial Nusantara dalam Kancah Ekonomi Modern

SHARE:  

Humas Unimal
Weywin Nawawiy, siswa SMA Negeri 19 Takengon, Aceh Tengah.

Oleh Weywin Nawawiy

INDONESIA merupakan salah satu negara berkembang yang masih terus bergerak pada berbagai aspek, salah satunya sektor ekonomi. Ekonomi produktif merupakan sebuah langkah strategis yang dapat ditempuh guna meningkatkan kreativitas masyarakat pada daerah pinggiran dengan upah minimum regional yang relatif rendah, sehingga pemenuhan kesejahteraan masyarakat dapat dilakukan secara merata.

Berkaitan dengan hal tersebut, peran generasi muda sebagai tonggak perubahan dalam mengembangkan potensi daerah sangatlah penting, salah satunya adalah dengan upaya penyesuaian situasi geografis dengan usaha yang akan didirikan, serta merekayasa sumber daya alam agar lebih efisien untuk diproduksi.

Potensi teknologi
Saat ini teknologi memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan peradaban manusia, tidak terkecuali di Indonesia. Berkaitan dengan hal ini, generasi muda yang biasa disebut sebagai kaum ‘milenial’ memegang peranan yang sangat besar. Berdasarkan data statistik, generasi milenial mencapai 33,75 persen dari jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan, serta hampir 40 persen merupakan angkatan kerja pada sektor ekonomi (bps.go.id, 2018).

Sejalan dengan hal tersebut, generasi milenial yang cenderung ‘akrab’ dengan teknologi dan informasi, memiliki akses yang lebih besar dalam merintis dan mengembangkan ekonomi produktif secara maksimal dan modern. Seiring dengan berlangsungnya revolusi industri 4.0, generasi milenial dianggap mampu bersaing dan meningkatkan produktivitas sektor perekonomian melalui cara yang relatif kompleks dan apik, salah satunya adalah dengan penggunaan ekonomi digital.

Berbekal dengan kemampuan teknologi dan gaya hidup yang lebih modern, tenaga kerja milenial mampu melakukan proses produksi dan marketing secara lebih massive dan terorganisir. Hal ini merupakan aspek yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia pada saat ini.

Di samping itu, generasi milenial cenderung memiliki ide-ide segar yang dapat digunakan sebagai salah satu ujung tombak persaingan dalam revitalisasi perekonomian secara kreatif. Berbicara tentang kreativitas, generasi muda Indonesia pada hakikatnya memiliki tingkat kemampuan inovasi yang relatif mumpuni.

Misalnya, penemuan hand sanitizer dengan ekstrak daun kelor (moringa) oleh mahasiswa FMIPA Universitas Tadulako, inovasi alat pemerah dan sterilisasi susu otomatis oleh mahasiswa Universitas Brawijaya, serta inovasi robot sterilisasi virus Covid-19 oleh mahasiswa Universitas Brawijaya, yang bahkan menjuarai kompetisi Spirit of Shell Eco-Marathon (SEM) Asia 2020 (edukasi.kompas.com, 2020).

Mengacu pada hal tersebut, dapat diketahui bahwa generasi milenial Nusantara memiliki daya saing yang dapat diandalkan. Berbekal kreativitas yang dipadukan dengan teknologi masa kini, generasi muda Indonesia mampu menciptakan inovasi ‘kekinian’ dan dapat digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia. Hal ini juga dapat berlanjut pada inovasi tools di rumah-rumah produksi sehingga akan membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia secara menyeluruh.

Di sisi lain, milenial Nusantara yang kerap tumbuh dan berkembang pada era digital membuat generasi ini memiliki social circle yang luas serta kemampuan mengelola komunikasi secara lebih maksimal dengan bantuan internet. Dengan keseharian yang ‘didampingi’ oleh social media, generasi milenial dapat dengan mudah melakukan aktivitasnya sehari-hari.

Di saat bersamaan, generasi milenial pada umumnya memiliki prinsip yang fleksibel dan kuat dalam berbagai hal. Berkaitan dengan hal tersebut, emosi dan kenyamanan dalam beraktivitas merupakan harga mati yang tidak dapat ditawar.

Pada bidang pekerjaan yang berkaitan erat dengan perekonomian, generasi yang lahir pada 1982-2004 ini, akan memilih pekerjaan yang sejalan dengan hobi mereka, memiliki aturan yang longgar dan tidak terlalu menekan, serta memiliki lingkungan kerja dengan rekan yang membuat ‘nyaman’ karena umur yang relatif sama, sehingga akan menghasilkan komunikasi yang lebih baik dan memunculkan ide-ide kreatif baru dari hasil sharing yang kerap dilakukan dalam aktivitas bekerja sehari-hari.

Membangun dari pinggiran
Berpulang dari fakta bahwa generasi milenial Nusantara memiliki kesiapan dan ‘kesiagaan’ yang cukup tinggi, maka sudah selayaknya generasi ini berkecimpung pada dunia kerja yang sesungguhnya dengan menerapkan kreativitas serta idealisme mereka yang cenderung ‘baru’ bagi dunia luar.

Generasi muda Indonesia pada hakikatnya sangat mampu untuk membangun wilayah-wilayah pinggir dan berekonomi rendah guna menyetarakan garis kemakmuran bangsa yang saat ini relatif kurang stabil. Dengan tetap menjaga kelestarian alam dan nilai budaya sebagai kekayaan bangsa, milenial Nusantara yang kaya akan ide kreatif mampu menyulap hal yang pada awalnya memiliki kesan ‘biasa’ menjadi sesuatu yang bernilai tinggi dan luar biasa.

Misalnya saja, sekelompok anak muda yang merupakan putra daerah dengan berbekal kreativitas dan kemampuan teknologi yang mendukung, memanfaatkan warisan leluhur berupa kekayaan alam menjadi sektor ekonomi yang menjanjikan dengan berbagai bentuk marketing; hasil pertanian yang dipasarkan sebagai produk organik, pembibitan dengan teknik yang unik, serta menjadikan beberapa spot hutan alami sebagai objek pariwisata yang juga akan menambah income lokal secara regional maupun nasional.

Generasi milenial memiliki peranan penting sebagai angkatan kerja produktif di Indonesia, sehingga generasi ini memiliki potensi besar sebagai pilar utama untuk masa depan Indonesia pada berbagai aspek penting negara (Fajri, 2019).

Berdasarkan fakta-fakta yang tersuguh, maka generasi muda Indonesia saat ini memiliki tanggung jawab sebagai agent of repair, dimana tugas utama yang menjadi pekerjaan rumah sepanjang era dari perkembangan negeri ini adalah melanjutkan kejayaan bangsa dari masa lalu, serta mewujudkan impian nusantara menjadi Indonesia emas pada masa mendatang. Karena Indonesia membutuhkan generasi penggerak dengan sejuta aksi dan segudang intuisi yang dilingkupi oleh keluhuran akal budi.[]

***

Weywin Nawawiy, siswa SMA Negeri 19 Takengon, Aceh Tengah. Pemenang favorit kategori siswa Lomba Menulis Artikel "Harapan Perubahan Aceh" yang digelar Universitas Malikussaleh dan didukung Mubadala Petroleum, Premier Oil, dan SKK Migas.


Kirim Komentar