KEMAJUAN teknologi digital ikut mengubah cara orang dalam berbagai kegiatan, termasuk kegiatan sosial. Teknologi mengubah semua orang melakukan kegiatan sosial menjadi lebih mudah, murah, dan menjangkau banyak orang di seluruh dunia.
Salah satu komunitas yang memanfaatkan teknologi dalam membantu masyarakat yang membutuhkan adalah Steem Amal, sebuah sub komunitas di bawah komunitas Steem SEA dalam platform berbasis teknologi blockchain dan cryptocurrency; www.steemit.com.
Didirikan pada Maret 2016 oleh Ned Scott dan Dan Larimer, Steemit dan diluncurkan pada Mei 2016 terus berkembang dan memberikan cryptocurrency Steem dan SteemDollar kepada pengguna. Ketika beralih kepemilikan pada 2020, Steemit menambahkan kripto Tron kepada pengguna.
Kelahiran Steem Amal tak lepas dari kelahiran komunitas Steem South East Asia (SEA) yang didirikan Jalan Anroja bersama kawan-kawannya.
Nailul Authar mengisahkan, awal bulan Oktober 2020, ia menjalankan program membantu sekolah dan masyarakat untuk memperbaiki sarana air bersih dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Dari sana tercetuslah ide untuk memanfaatkan media sosial yang berbasis crypto untuk membuat sebuah gerakan kemanusiaan. “Muncul gagasan sederhana untuk melakukan terobosan baru dalam memberdayakan masyarakat kurang mampu,” jelas Nailul dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 15 Oktober 2021.
Nailul tidak memendam ide itu berlama-lama. Dia membuat postingan dan ternyata mendapat sambutan baik dari team Steemit untuk merealisasikan dalam gerakan nyata. Akhirnya lahirlah sebuah akun charity yang diberinama @steem.amal yang merupakan bagian dari program "STEEM FOR BETTER LIFE".
Ide ini pertama sekali dilemparkan ke publik dalam pertemuan moderator Steemit dari Indonesia dan mulai dilaksanakan aksi nyata pengumpulan donasi melalui akun resmi Steem Amal pada 10 November 2020.
Tahap demi tahap pengumpulan dana dilakukan. Pada Februari 2021, dana sebanyak Rp2 juta terkumpul dan program pertama pemberdayaan ekonomi masyarakat di daerah Lhokseumawe.
Setelah itu Steem Amal terus berkembang hingga bisa mengumpulkan dana ratusan juta rupiah. Jenis bantuan bukan hanya bantuan emergensi seperti bagi korban kebakaran, tetapi juga membangun rumah warga kurang di Desa Nibong Kecamatan Syamtalira Baru, Aceh Utara, yang diserahkan pada 5 Agustus 2021.
Baca juga: Menyelamatkan Generasi Pembuat Rencong Manual
Sampai saat ini, Steem Amal sudah mengembangkan berbagai program di antaranya; pengembangan ekonomi masyarakat, respons emergency kebakaran dan bencana, pendampingan kesehatan, pelatihan, dan beasiswa hingga mendukung program pencegahan penyebaran Covid-19 di Aceh.
Menurut Nailul, saat ini Steem Amal terus berbenah dan merancang program-program yang dapat membantu masyarakat luas di Indonesia dan di Aceh. Dengan dana yang terus terkumpul dari akun charity ini akan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk membantu mereka yang membutuhkan di Indonesia.
***
Komunitas Steem Amal menjadi pertemuan inspirasi pertama mahasiswa Modul Nusantara Kelompok IV Universitas Malikussaleh yang diampu Jufridar, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Dari diskusi dengan para narasumber, diharapkan menjawab pertanyaan sekaligus memberikan inspirasi bagi mahasiswa untuk membangun komunitas amal serupa di kampus masing-masing.
Nailul mengaku baru pertama kali komunitas Steem Amal diajak berbagi inspirasi kepada mahasiswa. Kesempatan ini, katanya, bisa menjadi ajang berbagi dengan mahasiswa baik dari program Modul Nusantara maupun dengan mahasiswa Universitas Malikussaleh lainnya. “Ini bisa menjadi sumber ekonomi kreatif bagi mahasiswa,” ujar Nailul seraya menambahkan banyak anggota komunitasnya berasal dari kalangan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, termasuk Universitas Malikussaleh.[Ayi Jufridar]
Baca juga: Mengimplementasikan Nilai Pancasila dalam Kesenyapan