
UNIMALNEWS | Lhoksukon – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh Utara menggelar kegiatan Bedah Buku karya akademisi Universitas Malikussaleh, Juni Ahyar M.Pd, pada Kamis (16/10/2025). Buku berjudul “Bahasa Aceh dan Budaya Aceh Sebagai Identitas Bangsa” ini diterbitkan oleh PT Ganesha Kreasi Semesta dan telah resmi memperoleh sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
Acara berlangsung di aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh Utara dan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas, Ir. Saifullah. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi atas lahirnya karya akademik yang mengangkat nilai-nilai lokal tersebut.
“Saya sangat bangga atas terbitnya buku ini. Karya Pak Juni Ahyar memberi warna baru dalam khazanah literasi Keacehan yang masih terbatas. Semoga semakin banyak penulis lokal yang menghadirkan referensi berharga bagi generasi masa depan,” kata Saifullah.
Diskusi publik ini dimoderatori oleh Azwar M.Psi dan dihadiri oleh para akademisi, guru, mahasiswa, serta aktivis literasi dari berbagai daerah di Aceh Utara. Dua narasumber utama turut hadir memberikan pandangan mendalam, yakni Dr. Teuku Kemal Fasya M.Hum. (Kepala UPT Bahasa, kehumasan, dan Penerbitan sekaligus dosen Antropologi Universitas Malikussaleh) dan Juni Ahyar selaku penulis buku.
Dalam pemaparannya, Juni Ahyar menjelaskan bahwa gagasan penulisan buku ini berangkat dari keprihatinannya terhadap semakin pudarnya penggunaan bahasa dan tradisi Aceh di tengah arus modernisasi yang kian kuat.
“Bahasa tidak hanya alat komunikasi, tetapi juga cermin identitas dan jati diri bangsa. Menjaga bahasa daerah berarti memperkuat akar keindonesiaan kita,” tutur Juni dengan penuh semangat.
Ia juga memaparkan isi buku yang terdiri dari beberapa tema penting, antara lain Bahasa dan Identitas Bangsa, Bahasa Aceh di Era Digital, Nilai-Nilai Budaya Aceh, serta Pendidikan Bahasa dan Karakter. Buku ini diperkaya dengan ungkapan lokal, hasil penelitian, serta observasi lapangan yang membuatnya relevan dan menarik, baik bagi pembaca umum maupun kalangan akademisi.
Sementara itu, Dr. Teuku Kemal Fasya menilai buku tersebut sebagai refleksi pemikiran yang matang dan menyeluruh.
“Buku ini tidak hanya berbicara soal linguistik, tetapi juga menggugah kesadaran sosial dan budaya. Juni Ahyar menyinggung etika pembangunan, kesenjangan generasi, serta pentingnya menjadikan bahasa sebagai medium kecerdasan bangsa,” ungkapnya.
Ia juga memberikan sejumlah catatan untuk penyempurnaan edisi berikutnya, termasuk penambahan sinopsis dan pembenahan teknis penulisan.
“Memahami Bahasa Aceh memang menantang, sebab tiap daerah memiliki dialek khas. Karena itu, referensi seperti buku ini sangat penting untuk memperkuat penguasaan bahasa di kalangan generasi muda,” tambahnya.
Menutup kegiatan, Juni Ahyar menyampaikan terima kasih atas semua masukan yang diberikan oleh peserta dan narasumber.
“Seluruh saran sudah kami catat dan akan menjadi bahan utama dalam proses revisi edisi berikutnya,” ujarnya.[]