UMKM Subur di Masa Pandemi, Dosen Unimal Latih "Business Plan"

SHARE:  

Humas Unimal
Dua dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh, memberikan pelatihan perencanaan bisnis kepada UMKM di Lhokseumawe, belum lama ini. Foto: Ist.

UNIMALNEWS | Lhokseumawe – Di tengah banyaknya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang berguguran diterjang pandemi Covid-19, keberlangsungan UMKM tetap memberikan harapan. Kini bermunculan jenis UMKM baru yang justru mendapat momentum bagus di tengah pandemi.

Sayangnya, munculnya UMKM tersebut tidak didukung business plan yang memadai sehingga kehidupannya sangat rentan. Banyak pengelola UMKM tidak memiliki kemampuan manajemen yang memadai, tidak paham tentang legalitas usaha, belum memiliki jaringan pemasaran yang kuat, sampai kepada sistem keuangan yang buruk. Akibatnya, UMKM yang tumbuh di musim pandemi itu pun berguguran.

Kondisi itulah yang ditangkap dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh untuk memberikan pelatihan kepada pegiat UMKM untuk merintis dan mengelola usaha secara profesional.

“Kami mengundang 30 pengusaha UMKM. Tidak disangka, ternyata sebagian besar di antara mereka adalah ibu rumah tangga yang sebelumnya belum berpengalaman dalam mengelola UMKM,” ungkap Ketua Pelaksana Pelatihan, Dr Biby Sapna, Senin (14/12/2020).

Menurut dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh tersebut, masalah yang dihadapi UMKM di Kota Lhokseumawe sama seperti di daerah lain di Indonesia, mulai dari legalitas usaha, jaringan usaha yang terbatas, lemahnya inovasi, sampai pada sistem keuangan yang masih tradisional. “Masih banyak ibu rumah tangga yang mencampuradukkan pengeluaran bisnis dengan pribadi. Ini salah satu contoh kelemahannya,” tambah Sapna.

Dalam pelatihan yang digelar di pinggiran Kota Lhokseumawe, beberapa waktu lalu, Sapna dan Dr Nazaina memaparkan dengan mudah tentang strategi membangun rencana bisnis secara sederhana. Bukan hanya menyodorkan teori, kedua dosen FEB Unimal itu juga menjelaskan aplikasi keuangan sederhana yang bisa digunakan UMKM serta strategi pemasaran digital yang bisa digunakan.

Menurut Sapna, para peserta yang sebagian besar ibu rumah tangga tersebut, sudah merintis usaha di berbagai bidang, utamanya kuliner, meski ada juga yang sudah memiliki usaha konfeksi. “Dengan pelatihan ini, kita harapkan mereka memiliki kemampuan lebih baik dalam menjalankan UMKM,” ujar Sapna yang diamini Nazaina.

Keduanya sepakat bahwa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bentuk kegiatan usaha yang memiliki peranan kedudukan sangat penting dan strategis dalam perkembangan perekonomian Aceh. Saat ini Kota Lhokseumawe memiliki 2.354 UMKM yang seharusnya dapat menaikkan pertumbuhan serta peningkatan ekonomi daerah.

Namun kondisi saat ini menunjukkan pertumbuhan UMKM melambat. Para pengusaha belum dapat menyusun rencana bisnis dengan baik. Hal ini mengakibatkan biaya produksi yang tinggi dan sulit bersaing. “Pada umumnya pengusaha UMKM menjalankan usahanya berdasarkan pengalaman semata. Padahal kalau dikelola dengan profesional, bisa menjadi sumber penghasilan utama,” ucap Sapna. [ayi]


Kirim Komentar