Ibrahim Chalid, Doktor Antropologi Pertama Universitas Malikussaleh

SHARE:  

Humas Unimal
Ibrahim Chalid setelah sidang promosi doktor di Universitas Airlangga Surabaya pada Kamis, (1/8/2019)

UNIMALNEWS | Lhokseumawe – Setelah melewati pendidikan yang cukup lama dan proses yang sangat melelahkan, Ibrahim Chalid, dosen Prodi Antropologi FISIP Universitas Malikussaleh (Unimal) memperoleh gelar doktor di Universitas Airlangga pada Kamis (1/8/2019).

Gelar doktor tersebut disematkan oleh ketua penguji pada Sidang Promosi Doktor di Gedung A kampus B Universitas Airlangga setelah ia berhasil mempertahankan disertasi di hadapan dewan penguji yg terdiri dari Penyanggah dan Penguji Akademik Selama hampir dua jam.  Disertasi yang diajukan oleh Ibrahim Chalid berhubungan pada isu tentang kehidupan transmigran di Kabupaten Aceh Utara.

Dalam disertasi itu diketahui ternyata penderitaan yang dialami saat konflik bukan hanya dirasakan masyarakat Aceh, tapi juga oleh masyarakat keluarga transmigran Jawa. Padahal mereka bukanlah pihak yang berhubungan langsung dengan kepentingan konflik di Aceh. Masyarakat Jawa dipersonifikasi sebagai “representasi penjajah”mendapatkan multiplikasi derita. “Mereka seperti buah simalakama di tengah deraan konflik yang menderu-deru”, ujar Ibrahim.

Saat sidang promosi doktor tersebut bertindak juga sebagai penyanggah luarnya adalah rektor Unimal, Dr  Herman Fithra dan Prof Dr R Hamdani Harahap dari Universitas Sumatera Utara. Tampak hadir juga dalam sidang promosi doktor tersebut adalah Usman Kasong yaitu Direktur Pemberitaan Media Indonesia,

Saat sambutannya promotor disertasi, Prof Dr Musta’in menyatakan bahwa dengan keberhasilan Ibrahim Chalid dalam mempertahankan disertasinya ini akan menjadi point penting dalam mengembangkan prodi Antropologi di FISIP Unimal. “Dengan ini Saudara Ibrahim Chalid akan menjadi doktor pertama di Antropologi Unimal dan akan memacu rekan-rekan lain untuk menyelesaikan pendidikan doktor sehingga akan meningkatkan akreditasi prodi menjadi lebih baik lagi”, ungkap Prof Musta’in.[ryn]


Kirim Komentar