Universitas Malikussaleh dan UGM Fasilitasi FGD Untuk Guru Pendidikan Agama dan PPKN

SHARE:  

Humas Unimal
Guru Pendidikan Agama dan PPKN ikuti FGD di Unimal. Foto: Bustami Ibrahim

UNIMALNEWS | Lhokseumawe - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kehumasan dan hubungan Eksternal Universitas Malikussaleh bersama Universitas Gadjah Mada (UGM) gelar Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) di ruang belajar pasca sarjana Universitas Malikussaleh Lancang Garam, Lhokseumawe Senin (14/10/2019).

Kegiatan itu turut dihadiri oleh guru pendidikan agama dan PPKN yang di sponsori oleh Ku Leuven dan Sharing Minds, Changing Lives (Vlirous) dengan tema penanaman prinsip prinsip demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan (PPKN) dan Pendidikan Agama pada daerah pasca konflik.

Teuku Kemal Fasya selaku moderator FGD menyebutkan kegiatan tersebut merupakan program riset mengenai kurikulum pasca konflik yang melanda Provinsi Aceh beberapa tahun yang lalu dan diikuti oleh guru pendididkan Agama dan PKKN tingkat SMP, SMA dan sederajat lainnya di Kota Lhokseumawe .

"FGD ini khsususnya membahas tentang bagaimana kurkulum pendidikan PPKN dan Agama pasca konflik Aceh,"tutunya.

Dosen UGM Dr.rer.pol.Mada Sukmajati MPP menerangkan topik yang dibahas dalam kegiatan FGD itu adalah penanaman prinsip-prinsip demokrasi di Aceh sebagai daerah pasca konflik.

"Kami ingin melihat sejauh mana kurikulum di Aceh untuk SMP dan SMA itu dikembangkan prinsip-prinsip demokrasi, toleransi dan hak kewajiban sebagai warga negara,"sebutnya.

Menurutnya, Aceh yang diberi mandat secara khusus melalui otonomi khusus dibidang syariat, dan juga merupakan daerah istimewa yang ada di Indonesia menjadi salah satu alasan baginya untuk melihat langsung prinsip-prinsip demokrasi pasca konflik melanda Aceh.

"Tujuannya adalah kami ingin tahu sejauh mana pengalaman kepala sekolah dan guru dalam merasakan dan memahami sejarah konflik di Aceh,begitu juga dengan metode pembelajaran serta praktek tentang toleransi dan demokrasi yang dilakukan oleh siswa sehari-hari di sekolah,"terang Mada.

Mada menambahkan, hasil diskusi tersebut nantinya akan direkomendasikan untuk perbaikan kurikulum dalam rangka  pengembangan prinsip demokrasi dan toleransi di Sekolah.

"Materi yang didiskusi hari ini nanti akan direkomendasikan untuk perbaikan kurikulum, usai acara ini besok kami akan melakukan wawancara lansung dengan sejumlah guru yang ada di Aceh,"tambahnya.[tmi]


Kirim Komentar