Dosen Arsitektur Unimal Pelajari Sejarah Bangunan Tradisional di Perak

SHARE:  

Humas Unimal
Peserta Conservation Workshop and ArtCamp berfoto bersama dalam suatu kesempatan. FOTO; IST

UNIMALNEWS | Lhokseumawe - Sejarah mencatat, Aceh dan Malaysia sudah mempunyai hubungan yang erat dari masa lampau. Hal ini dilihat pada hikayat Tun Seri Lanang yang menyebutkan bahwa pada abad ke 16 Kesultanan Aceh pernah berkuasa di Perak.

Hubungan ini menjadikan adanya asimiliasi kebudayaan di Perak, termasuk perkembangan arsitektur bangunannya. Ini dapat terlihat jelas dalam bangunan Rumoh Aceh dan Rumah Perak yang merupakan struktur rumah panggung dengan dominan material kayu.

Hal tersebut terungkap dalam kegiatan  Conservation Workshop and ArtCamp yang diselenggarakan oleh Faculty of Architecture, Planning and Surveying (FAPS) Universiti Teknologi Mara (UiTM) pada 18-20 oktober 2019 yang berlangsung di Bota, Seri Iskandar Campus Perak, Malaysia dimana yang menjadi salah satu pesertanya adalah dosen Program Studi Arsitektur Universitas Malikussaleh, Nova Purnama Lisa MSc.

Menurut Nova dalam rilisnya kepada unimalnews (9/11) kegiatan ini   dirancang untuk mengedukasi, mengekspos dan meningkatkan kesadaran kepada masyarakat terutama untuk mahasiswa, akademisi, kontraktor, konsultan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan Arsitektur Tradisional Rumah Perak dan teknik pekerjaan restorasi. Melalui seri kuliah, diskusi, kunjungan lapangan dan kerja lapangan (bengkel) workshop ini bertujuan untuk terlibat langsung secara teoritis dan praktis tentang arsitektur Perak dan bagaimana pekerjaan restorasi dilakukan.

Pada kegiatan workshop konservasi ini para peserta diperkenalkan sejarah arsitektur Rumah Perak dan latar belakang rumah Tok Abu Bakar Alang Ketak (TABAK) yang memiliki arsitektur unik dan menarik Rumah ini sudah berumur hampir 100 tahun, dengan usia bangunan yang sudah tua, tentunya secara fisik material serta konstruksi sudah tidak sekuat dan kokoh lagi. Rumah tradisional yang sudah berumur 100 tahun, tentunya  memiliki nilai historis yang tak ternilai, sepantasnya butuh untuk dilakukan konservasi. Pada prinsipnya upaya konservasi bangunan bersejarah sangat perlu dilakukan. Selain untuk menjaga pelestarian nilai sejarah dari bangunan tersebut, juga untuk memperpanjang usia bangunan.

Peserta juga diikutkan dalam program field work (bengkel) dan  study trip ke beberapa rumah tradisional yang ada di daerah Perak Malaysia, seperti rumah Kutai dan rumah Limas. Selama workshop, peserta  tidak hanya mendapatkan materi mulai dari struktur, konservasi, pemugaran, hingga teknik konstruksi baik arsitektur tradisional namum seluruh peserta dapat terlibat langsung dalam proses restorasi rumah TABAK tersebut.

Dalam kurikulum Prodi Arsitektur Unimal (PAFT) bidang konservasi juga merupakan bagian dari Matakuliah Pelestarian Bangunan dan Lingkungan dan Matakuliah Dokumentasi Bangunan  sejarah. Penguasaan terhadap Building heritage diharapkan juga menjadi unggulan Prodi Arsitektur Unimal dalam meningkatkan karakter dasar pengetahuan bidang Arsitektur dan konservasi heritage.

Dengan keikutsertaan dan partisipasi Prodi Arsitektur Universitas Malikussaleh dalam kegiatan workshop ini diharapkan dapat membuka kesempatan untuk mempererat hubungan kerjasama dalam memperkenalkan kekhasan arsitektur Aceh baik dalam join research dan bidang lainnya dengan Universiti Teknologi Mara (UiTM) Perak, Malaysia. [ryn]


Berita Lainnya

Kirim Komentar