Karena Pendemi, Bumi Membaik?

SHARE:  

Humas Unimal
Novita Sari, Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Malikussaleh. Foto: Ist

Oleh: Novita Sari

PANDEMI Corona atau juga dikenal dengan Covid-19 (Corona Virus Disease 2019) adalah virus yang menyerang saluran pernapasan. Sejak pertama kemunculannya pada penghujung tahun 2019 di pasar hewan Wuhan, China, virus ini masih menjadi momok mengerikan bagi masyarakat dunia. Gejala awal yang ditimbulkan virus ini menyerupai gejala flu pada umumnya. Namun, pada beberapa kasus juga diiringi dengan gejala demam tinggi, sesak napas, dan batuk berdarah. Penderita akan merasakan gejala ini setidaknya selama kurang lebih 2 minggu. Virus ini dapat menyebar dan menular ke orang lain melalui udara dengan jarak setidaknya satu meter, serta dapat menyebar melalui kontak fisik dalam waktu singkat.

Dampak Corona pada Kehidupan Sehari-hari

Penularan virus ini berlangsung sangat cepat. Dalam waktu beberapa bulan telah menyebar hampir ke seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Akibat yang ditimbulkan juga tidak main-main. Puluhan ribu nyawa melayang akibat tertular pandemi. Perekonomian dunia terguncang karena industri tidak dapat beroperasi seperti biasanya. Pemerintah kualahan. Tim medis mengalami kelelahan baik secara fisik maupun mental dalam mengahadapi hal ini. Bahkan tak sedikit tim medis yang ikut menjadi korban.

Untuk menekan risiko penularan dan dampaknya, berbagai negara melakukan karantina wilayah (lockdown) serta menjaga jarak secara fisik (physical distancing) dan sosial (social distancing). Mau tidak mau kini masyarakat harus menghindari keramaian dan menetap di rumah, kecuali dalam keadaan yang begitu mendesak. Tercatat lebih dari setengah populasi manusia di dunia berdiam di rumah selama masa pandemi. Berbagai ruang publik ditutup. Segala bentuk kegiatan seperti sekolah, perkuliahan, dan kegiatan bekerja dilakukan dari rumah. Pergerakan manusia dalam keramaian kini tidak lagi terlihat.

Dampak Corona pada Alam

Di tengah kegundahan dunia, bumi kembali ‘bernapas’. Ternyata, pembatasan kegiatan manusia yang diterapkan memberi kebaikan bagi alam. Banyak yang mengatakan bahwa selama masa pandemi, bumi menjadi lebih cerah dari biasanya. Berbagai media melaporkan keadaan bumi berangsur-angsur membaik hanya dalam beberapa pekan. Jalanan kota yang senggang membuat polusi udara menurun drastis. Berkurangnya polusi menjadikan udara lebih bersih dan langit menjadi lebih cerah. Menurut laporan terbaru yang dikutip dari Nationalgeographic Indonesia, emisi karbon mengalami penurunan pesat terhitung sejak Perang Dunia II.

Polusi udara menurun dalam skala besar juga terjadi di Italia dan China. Seperti yang diketahui sebelumnya, kedua negara ini melewati masa pandemi yang cukup parah. Tak berhenti sampai di situ, sungai-sungai juga tampak lebih jernih. Salah satunya ialah kanal di Venesia, Italia. Biasanya, kanal ini digunakan oleh wisatawan dan penduduk lokal sebagai jalur transportasi air. Selama pandemi, tidak ada aktivitas di kanal tersebut. Beberapa waktu lalu, hal tak biasa pun terjadi. Kanal Venesia kembali jernih. Ikan-ikan yang hidup di kanal tersebut terlihat jelas. Angsa-angsa juga mulai bermain dan berenang di sepanjang aliran air. Bahkan, adalah seekor lumba-lumba tampak berenang di kanal tersebut.

Selain itu, Thomas Lecocq, seorang seismologi Belgia di Royal Observatory of Belgium yang dikutip dari detikinet mengatakan bahwa getaran bumi di Belgia telah menurun dan menjadi lebih sunyi. Hal ini dipengaruhi oleh berkurangnya aktivitas manusia di ruang publik. Tak hanya di Belgia, negara lain seperti Selandia Baru, Skotlandia, Perancis, dan Inggris memberi pernyatan serupa bahwa dunia menjadi sunyi dan tenang.

Pelajaran yang Dapat Diambil.

Selalu ada hikmah yang dapat diambil dari setiap musibah. Begitu pula dengan peristiwa pandemi Covid-19 ini. Melalui pandemi ini, kita belajar bahwa hal yang paling penting untuk kita miliki bersama adalah rasa peduli. Peduli pada kesehatan diri, peduli kepada sesama, dan peduli pada lingkungan. Mulailah dengan beraktivitas di luar rumah seperlunya dan menggunakan kendaraan umum untuk mengurangi penceraman udara akibat knalpot kendaraan.

Seperti yang kita tahu, covid-19 ini akan sangat berbahaya bagi orang dengan imunitas yang lemah. Corona seolah menjadi alarm bagi kita semua untuk selalu menerapkan pola hidup sehat. Menjaga pola makan dan olahraga teratur dapat membantu meningkatkan imunitas tubuh. Untuk mencegah penularan virus ini adalah dengan rajin mencuci tangan. Masyarakat yang dulunya abai terhadap kebersihan, kini mulai menjaga kebersihan diri dan lingkungan sebagai upaya pencegahan penularan virus.

Meski keadaan bumi menjadi lebih baik selama masa pandemi, tentu saja kita berharap semoga musibah ini segera berlalu agar kita dapat beraktivitas seperti biasa. Ayo bersama kita lawan Covid-19. Jaga kebersihan diri, rajin cuci tangan, dan tetap #Dirumahaja yaa!

Penulis: Novita Sari, Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Malikussaleh


Kirim Komentar