10 Mahasiswa Asing Unimal Jelajah Sejarah Samudra Pasai

SHARE:  

Humas Unimal
10 Mahasiswa Asing Unimal Jelajah Sejarah Samudra Pasai. Foto: Faizul

UNIMALNEWS | Aceh Utara - Sepuluh mahasiswa internasional dari berbagai universitas di Eropa yang sedang menjalankan program Joint Cultural Camp Fall (JCCF) 2024 di Universitas Malikussaleh jelajahi sejarah kerajaan Samudra Pasai, Selasa (1/10/2024).

Program JCCF tersebut merupakan kolaborasi antara Universitas Malikussaleh dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. 

Mahasiswa internasional yang terlibat dalam acara ini adalah INSA Lyon University (Prancis), Windesheim University (Belanda), dan Hanze University of Applied Sciences (Jerman). 

Ketua panitia JCCF Unimal, Sisca Olivia MS menjelaskan bahwa selama lima hari, mahasiswa tersebut belajar budaya dan tradisi yang ada di Aceh, khususnya di daerah Aceh Utara, Lhokseumawe dan Aceh Tengah.

"Pada kesempatan ini, kita mengajak mereka untuk menjelajahi sejarah Samudra Pasai di Aceh Utara," terangnya.

Ia juga menjelaskan bahwa sebelumnya mereka juga telah berjumpa dengan siswa-siswi Sukma Bangsa Lhokseumawe untuk berbagi cerita dan berdiskusi dan ke kantor MAA Lhokseumawe.

"Alhamdulillah di moment tersebut, mahasiswa asing banyak mengetahui budaya dan tradisi yang ada di Aceh dan mereka dapat berjumpa langsung dengan siswa siswi di Lhokseumawe," jelasnya.

Sementara itu, Teuku Kemal Fasya MHum, dosen Prodi Antropologi, pada kesempatan ini berperan sebagai pendamping mahasiswa asing mengunjungi situs kerajaan Samudra Pasai.

Ia menjelaskan bahwa Kerajaan Samudra Pasai merupakan salah satu kerajaan tertua di Asia Tenggara.

"Kerajaan Samudra Pasai ini merupakan jejak peradaban kerajaan Islam pertama, bukan saja di Indonesia, tapi di Asia Tenggara," ungkapnya.

"Kerajaan ini juga pernah disinggahi oleh berbagai penjelajah pada zaman dulu seperti Ibnu Batuthah atau Marcopolo," tambahnya.

Lanjut Kemal, nama Universitas Malikussaleh diambil dari sosok raja pertama di kerajaan ini, yaitu Sultan Malik Al-Saleh atau sering didengar Malikussaleh. 

"Ada berbagai barang-barang peninggalan pada kerajaan ini dan kita dapat melihatnya di Museum. Salah satu yang menarik adalah nisan disini yang terbuat dari batu marmer," pungkasnya.

Mahasiswa asing tersebut dibawa ke tiga titik situs sejarah. Pertama, di makam utama pendiri Kerajaan Samudera Pasai, yaitu makam Sultan Malikussaleh dan Sultan Malikuzzahir. Kedua, ke Museum Islam Samudra Pasai, dan ketiga kompleks makam Sultanah Nahrasyiyah. [fzl]


Berita Lainnya

Kirim Komentar