UNIMALNEWS | Bener Meriah – Edukasi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal merupakan salah satu strategi penanganan masalah gizi pada balita dan upaya pencegahan stunting. Guna mendukung upaya tersebut dosen peneliti Universitas Malikussaleh bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Bener Meriah menggelar kegiatan yang bertajuk "Revitalisasi & Komodifikasi Olahan Susu Kerbau Sebagai Makanan Komplementer untuk mengatasi Stunting di Kabupaten Bener Meriah". Jumat, 29 November 2024.
Kegiatan yang digelar di Aula Puskesmas Bandar Pondok Baru Kabupaten Bener Meriah merupakan diseminasi hasil penelitian oleh Direktorat Riset Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Tahun 2024 yang diketuai Oleh Iromi Ilham MA dengan anggota Dr. Abdullah Akhyar Nasution, dr. Nur Fardian, M. Gizi, Sp.G.K dan Meriatna M.T. Kegiatan meliputi edukasi PMT berbahan pangan lokal oleh dr. Nur Fardian, M.Gizi, Sp.G.K, disertai demo cara mengolah Kuah Koro dan Pepire salah satu masyarakat asli Gayo Mardhani.
Ketua Peneliti Iromi Ilham,MA menyampaikan bahwa salah satu identitas makanan lokal yang hampir tidak lagi ditemukan di masyarakat tanah Gayo adalah Kuah Koro dan Pepire yang merupakan jenis makanan olahan susu kerbau.
“Kuah Koro dan Pepire merupakan bentuk kecerdasan lokal masyarakat Gayo yang berpotensi menjadi salah satu asupan gizi dari protein hewani yang bermanfaat bagi pertumbuhan anak” ujarnya.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia Cabang Kabupaten Bener Meriah dr. Insan Sarami Artanoga, Sp. KJ, diwakili oleh dr. Radiansyah dalam sambutannya menyampaikan dukungan atas diseminasi hasil penelitian dan apresiasi atas kerja sama antara tim peneliti Universitas Malikussaleh
“Saya sangat berterimakasih, bahwa kehadiran tim peneliti Unimal dalam merevitalisasi dan komodifikasi susu kerbau sebagai salah satu makanan tambahan dalam pencegahan stunting di Kabupaten Bener Meriah. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari pengabdian masyarakat IDI Bener Meriah” ucapnya.
Sementara itu dr. Nur Fardian dalam paparan materinya menyampaikan Kuah Koro dan Pepire berpotensi digunakan sebagai makanan komplementer atau makanan tambahan lokal untuk dikonsumsi oleh keluarga, terutama anak dalam masa pertumbuhan, mengingat kandung protein yang dimilikinya. “Kandungan protein yang dimiliki Kuah Koro dan Pepire berpotensi sebagai makanan tambahan lokal tinggi protein setelah dilakukan pengujian oleh Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Banda Aceh” paparnya
Kegiatan ini turut dihadiri oleh anggota Ikatan Dokter Indonesia Cab. Bener Meriah, Kepala Puskesmas Bandar Umi Salamah, MKM, Kepala Tata Usaha Puskesmas Bandar Yusbi SKM, Staff Puskesmas Bandar, Para kader Posyandu di wilayah Puskesmas Bandar, Bidan desa, Peternak kerbau, Masyarakat dan Mahasiswa. [rky]